Sejak SMA hobby saya mengejar bis kota. Di Jogja biasanya bis oranye atau Aspada berjubel dengan sesama komuter. Saat itulah mulai terjalin cinta lokasi dengan bis. Jalannya yang rendhet (lambat), terkadang batuk2 dengan bunyi klakson mengelegar atau pisuhan sang sopir menjadi bagian akrab keseharian. Di UK apalagi. Dari sekolah hingga bekerja, bis adalah temen yang menyenangkan.
Di Singapore ini bis jauh lebih nyaman daripada di UK. Ada Air Con, TV mobile dan asiknya tarip lebih murah. Beberapa kelemahan struktural seperti lantai tinggi yang tidak friendly untuk disable people nampaknya diimbangi dengan tarip taxi yang murah. Tapi perbedaan mencolok yang saya rasakan adalah soal tata krama (manners) di atas bis (public transport).
Sunday Times di bagian Inbox (surat pembaca), Jimmy Chua Soon San mengeluhkan perilaku Singaporean yang sungguh "annoying" :
[1] Tidak mengindahkan antrianBukan rahasia lagi kalo Singaporean ngga suka mengantri. Padahal apa sih susahnya jalan berjajar. Mr San ini menjadi saksi mata setiap harinya ketika pelajar dari Jepang di Clementi bus stop asik mengantri dan dengan enaknya warga sing menghambur ke pintu bis.
[2] Penumpang tidak bergeser ke tengah untuk memberi peluang penumpang baru[3] Penumpang menutup jalur keluarDua perilaku ini hampir mirip, tapi saya hingga sekarang ngga habis pikir. How can that be? Bisnya penuh, ngga juga.
[4] Penumpang menduduki kursi di bagian tepiUmumnya dilakukan ibu2. Saya perkirakan karena jarak antara rumah dengan tujuan tidaklah jauh. Tapi ini sangat2 mengganggu terutama untuk penumpang laki2. Kebayang minta geser kan rada pekewuh juga.
[5] Penumpang tidak memberikan kursi kepada elderly atau wanita hamil Pengalaman pribadi di Sing adalah memberikan kursi kepada seorang ibu tua yang tangannya digendong. Saya terpesona dengan ucapan terimakasih berulang-ulang. Padahal menurut saya ini lumrah. Saya muda, sehat dan beliau tua, sakit.
Pengalaman Mr San ini lain lagi. Ia melihat bahwa ketika kaum tua naik bus kursi yang seharusnya diperuntukkan untuk mereka (2 paling depan kanan kiri) sudah diduduki. Penumpang yang menguasai pura2 tidak melihat, pura2 ketiduran, atau pura2 bloon. Ia membandingkan di Jepang 4 kursi ini tidak pernah ada yang berani menduduki kecuali memang perlu.
[6] Penumpang menguasai kursi dengan tas belanjaanSaya akui bahwa saya melakukan ini. Tapi biasanya ketika bis tidak sibuk (offpeak). Liat situasi. Biasanya kalau terlalu banyak saya memilih taxi. Bis di UK mempunyai tempat untuk menaruh belanjaan yang biasanya ditaruh di depan selevel dengan mata. Jadi bisa diawasi.
[7] Penumpang menepuk kursi sebelum duduk.he..he..he 'clean disorder' mungkin....
Update : komentar tentang berbagai pengalaman buruk ngebis di Sing
disini