Tuesday, October 18, 2016

Betulkah Alasan Melarang Perempuan Yang Sedang Mens Mendaki Gunung ?

Ceritaambar diantara para pendaki laki-laki  ketika 
mendaki tebing es di Fox Glacier, Selandia Baru. (2010)



Saya sering banget mendengar mitos ini. Kalau lagi mens jangan naik gunung yah nanti ngg kuat. Kalau lagi mens jangan olahraga yah nanti malah tambah sakit. Kamu itu dalam kondisi lemah seharusnya dirumah saja. Bla bla bla.

Tapi benarkah mitos ini?

Dalam tulisan sebelumnya soal ijin mendaki bagi pendaki perempuan, saya merujuk bahwa sebagai perempuan timur banyak sekali pantangan-pantangan baik kultur dan agama. Salah satunya ya tentang menstruasi. Banyak tempat-tempat yang dianggap suci yang melarang perempuan sedang mens. Dan ini menjadikan salah kaprah karena hampir semua tempat lantas disucikan.

Gunung dalam budaya dan agama kita mempunyai sejarah panjang. Sebagian masyarakat kita masih menganggap gunung adalah tempat suci karena tertinggi secara geographis, diempunya oleh sesuatu yang diluar kendali kita. It’s ok, tetapi bahkan masjid pun tidak pernah melarang untuk disinggahi ketika perempuan sedang mens. Yang perlu dijaga adalah bagaimana kita tetap menghormati tempat yang dianggap suci bagi penduduk ataupun bagi kita pribadi.

So, alasan ngg boleh naik gunung ketika mens mungkin salah satu cara agar perempuan ngg ‘mengotori’ tempat tadi. Menurut saya ini alasan yang masih bisa diterima.  Tapi kalau argument bahwa perempuan itu lemah ketika menstruasi nah ini yang salah.

Menurut Dr. Stacy Sims disini, MSc, PhD sebenarnya 5-7 hari SEBELUM mens adalah saat-saat paling berpengaruh terhadap perubahan hormon bagi perempuan dan bisa berakibat menurunnya stamina. Hari-hari itu ada kenaikan hormon estrogen dan progesterone sedemikian tinggi yang bisa membuat drop volume plasma darah (yang berarti darah mengental). Ini efeknya adalah menurunkan total garam tubuh, sedikit menaikkan suhu badan, dan mengakibatkan kelelahan (fatigue) di pusat syaraf. Tapi begitu mulai mens (hari 1) hingga hari ke 11 itulah saat-saat tubuh perempuan dalam kondisi prima.

“Hari-hari pertama mens hormone estrogen dan progesterone level menurun tajam. Ini secara psikologis tubuh perempuan hampir sama dengan kondisi seorang laki-laki, “begitu penjelasan Dr. Sims. “Kamu bisa mencapai intensitas tinggi ketika berolahraga. Bisa makin cepat, tahan lama dan suhu tubuhpun akan turun.”

Ok, jadi apa sih yang mengakibatkan perempuan dianggap ‘lemah’ ketika mens. Beberapa faktor dibawah ini mungkin membantu:

Fator 1. Sakit karena efek samping mens. Keluhan utama perempuan ketika mens adalah cramping (Dysmenorrhea) terutama hari 1-2. Ini kondisi klinis dan bagi sebagian perempuan dalam kondisi yang tersiksa dan mempengaruhi kinerja seharian. So bagi pendaki perempuan yang mengalami ini siap-siaplah obat untuk dibawa just in case kejadian disaat mendaki

Faktor 2. Ribet dan repot karena mens. Bagi perempuan, mens dianggap saat-saat rempong banget. Kudu ganti beberapa kali yang berarti kudu sedia tambahan logistik juga bawa-bawa sampahnya naik dan turun. Belum lagi kudu berhenti beberapa kali sekedar ngecek apakah tembus atau tidak (yeah been there done that!). Please yah jangan buang bekas mens sembarangan, ini termasuk sampah yang susah didaur ulang. Juga ketika kita kemping, bau anyir bisa menarik binatang untuk mendatangi tenda. Jadi selain kudu jaga kebersihan perempuan juga harus menjaga dari kemungkinan ada yang tertarik sama barang kita.

Faktor 3. Adat dan budaya setempat. Iyah ini pengaruh banget terutama gunung-gunung yang masih dianggap suci oleh penduduk setempat. Biasanya memang ada larangan memasuki lokasi atau harus menggunakan ijin khusus (doa khusus?). Salah satu cara ampuh untuk meminimkan adalah ajak penduduk local menjadi guide kita. 



Ok, apakah ini menghentikan kamu untuk naik gunung? Tergantung sih. Saya beberapa kali naik gunung dalam kondisi mens. Walau bukan hari pertama atau kedua tapi cukup ribet. So far ngga ngaruh di performance bahkan anehnya klo pas mens tenaga jadi bertambah seperti si buny energizer. Karena itu mitos bahwa menstruasi membuat perempuan lemah itu tidak benar sepenuhnya. So, kuncinya ketahuilah tubuh sendiri dan bagaimana menghadapi perubahannya.  


Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home