Saturday, August 27, 2005

Talk Talk Talk


Percobaan semalam dengan Google Talk memberikan hasil tidak terlalu menggembirakan. Rupanya hanya Windows based saja yang diperkenankan menikmati phone via computer. Pada Mac saya coba dengan iChat melalui Jabber protocol. It worked ...but itu tadi no voice and no webcam. Jika Chris Thilk lebih menilai dari sisi advertising network saya lebih suka melihat dari kepuasan pengguna non-windows.
Google juga men-refer Gaim sebagai multi-protocol untuk Mac OSX-Windows. Ini yang masih akan saya coba. Paling tidak untuk memuaskan keingintahuan saya yang bukan chat hard liners!

Untuk berkomunikasi Windows-Mac saya cukup puas dengan Y! Terlebih setelah dikeluarkannya Y! untuk Mac OSX membuat saya bisa mengirim IM, Conference, webcam dan juga call baik per comp ataupun landline. Ini bisa saya dapatkan hanya di Yahoo ! UK based yang bekerjasama dengan BT Communicator.

Selama ini untuk VoIP saya mengandalkan Skype terutama untuk layanan voice mail (SkypeOut dan SkypeIn) dengan membuka no tlp landline UK yang disediakan untuk non-skype user. Ini terutama mengatasi telepon dari UK tanpa membayar tagihan internasional. Kelemahan skype adalah tidak adanya fasilitas video conference multi user yang saya harapkan.

Dari coba2 semalam membuat saya terdampar dengan Trillian Basic 3.1 untuk IM multi-protocol di XP. Yang membuat saya suka adalah feature-nya yang sangat mudah dengan integrasi account ke AIM dan Y!

Labels:

Thursday, August 25, 2005

Jembatan bolong


Jembatan Dolo di antara Gunung Sitoli-Sirombu
click here to see the video

Berani ngga nyebrang jembatan ini ? Bukan dengan 4x4 tapi ambulance !! Ngeres juga liat konstruksi yang seperti ini. Menurut sukarelawan, penduduk sekitarlah yang mencopoti papan2 ini. Tujuannya biar dengan jembatan rusak tetep dapet duit bantuin kendaraan lewat. Oh Indonesiaku....

Labels:

Monday, August 22, 2005

Merah itu Berani !!!



Untuk pertama kalinya saya melihat acara tujuh belasan di KBRI Singapura hari Minggu lalu. Sebenarnya yang membuat ngiler adalah bujukan Hany untuk berburu foto. Ternyata memang benar. Riuh rendah dan beda atmosfer. Inilah ajang yang ditunggu para pekerja di Singapura untuk temu kangen. Yah kapan lagi wong cuma setahun sekali. Gratis lagi dan bisa ketemu artis ibukota. Maka hari itu sarat dengan dandanan serba merah putih. Beberapa tampil dengan 'gagah berani'.


Saya sempatkan dimuka panggung berdesakan dengan gadis2 tanggung ini. Walah sekuriti sampai dengan susah payah membujuk untuk tetap tenang. Hanya 20 menit kemudian sampai kamera menuntut ganti CF. Seorang artis dangdut bernama Ratna (hmmm terkenal dengan lagu jawanya : Bojo Loro) berdandan ala Tina Turner. Sebagai entertainer boleh juga apalagi dia tahu benar banyak pekerja domestik berasal dari Jawa.

Ini juga pengalaman pertama memfoto pagelaran musik siang bolong. Cuaca agak payah hari itu. Mendung dan terkadang rintik2. Jadi pencahayaan nanggung sekali. Juga lensa Nikkor 70-300mm ternyata kurang ampuh mengatasi gerakan yang begitu aktif. Yang cukup menghibur adalah eksperimen external mic untuk video lumayan berhasil. Lama2 saya ngga tahan dan memutuskan pulang sebelum sang ratu ngebor tampil. Iya lah mendingan menikmati siomay dan mie ayam jakarta dirumah ....

Labels:

Friday, August 19, 2005

Travel Tip: Cewek Backpacking Sendirian


Pertanyaan yang sering diajukan adalah : aman ngga ya cewek backpacking sendirian. Dari pengalaman saya itu tergantung pengetahuan tentang adat istiadat juga kemampuan beradaptasi dengan lingkungan merupakan faktor yang menentukan. Juga adanya perilaku yang santun turut mensukseskan acara backpacking tanpa rasa was-was. Tips berikut dari Ask Don George at LonelyPlanet.com mungkin membantu :

[1] Awali dengan pemikiran positif bahwa semua akan aman2 saja. Jika ada perasaan 'something wrong' maka percaya pada insting untuk mengatasinya. Pengalaman2 sebelumnya sering jalan di negara sendiri juga merupakan hal yang cukup membantu. Kalau perlu ambil kelas martial art (he..ehh...semangat kan !)

[2] Berjalan dengan percaya diri. Jangan takut bilang tidak (dengan sopan tentu) pada perhatian yang berlebihan. Kalau masih saja ngeyel ambil tindakan dan segera tinggalkan tempat !!

[3] Tanyakan kepada hotel/inn/hostel tempat-tempat mana yang sekiranya aman untuk dijelajahi baik siang atau malam hari.

[4] Lakukan penggalian data tentang tempat yang akan dikunjungi. Bagaimana wanita diperlakukan, bagaimana wanita berpakaian, perilaku apa yang bisa diterima dan mana yang tidak. Bila diperlukan tanyalah kepada perempuan yang tinggal atau pernah melakukan perjalanan kesana.

[5] Belajar kalimat2 kunci dalam bahasa lokal terutama : maaf, tinggalkan saya sendiri, saya baik2 saja, terimakasih dst.

[6] Buat beberapa copy pasport dan dokumen penting. Jangan berikan yang asli kepada siapapun kecuali bila melewati airport securiti atau bea cukai.

[7] Jangan memakai banyak perhiasan yang bisa memancing perhatian. Juga jangan mengenakan pakaian yang minim atau yang tidak pantas dikenakan.

[8] Jangan pamer teknologi dengan terang2an. Misalnya dengan iPod atau fancy digital camera.

[9] Simpan sejumlah uang dengan mata uang setempat di tempat yang aman jika terjadi emergency.

[10] Tinggalkan copy itinerary atau rute di kamar hotel atau front desk hotel. Atau berikan kepada seseorang yang bisa dipercaya yang bisa membantu jika sesuatu yang buruk terjadi.

[11] Bawa senjata yang handy (wadowww bukan pistol yah..). Misalnya swiss army knife yang bisa untuk apa saja, termasuk membela diri (hiks klo terpaksa kemping di taman).

Oke have a nice trips !

Tautan Artikel:
Advice For Female Traveller
Her Own Way : Advice for Woman Traveller (pdF) by Canadian Consular


Labels:

Wednesday, August 17, 2005

Sirombu (cont) : Kenikmatan Hidup Tanpa Ringtones




Hal yang menyulitkan hidup di Sirombu adalah tidak adanya sinyal hp. Satu2nya wartel adalah satelite phone yang taripnya melonjak-lonjak membuat hati miris. Tapi hari itu saya tidak punya pilihan lain. Keputusan tim untuk tinggal lebih lama disini membuat saya harus kontak Singapura apapun yang terjadi. Nama Charles sendiri adalah anak pemilik wartel. Lokasinya menjadi satu dengan warung dan kios menjahit.

Dengan tekad ngomong sesingkat-singkatnya, akhirnya saya cuma kena charge 28rebu. Itupun jadi satu dengan kontak Gunung Sitoli untuk membawakan DVCassete saya yang menipis. Tapi hikmah terbesar adalah indahnya hidup tanpa ringtones. Ini hal yang sulit saya temui di Gu-Sit ataupun di S'pore sendiri. Sore hari kami habiskan dengan cerita atau bermain gitar. Menyanyikan lagu2 Radja atau Ebiet (duhhh.... perjalanan ini terasa sangat menyedihkan..) diantara temaram lampu tenaga genset. Makan malam kami lakukan secara komunal. Artinya berbarengan makan dengan piring dan mangkuk plastik aneka warna.

Menu kami yang utama tentu saja ikan. Dua buah ikan tongkol ukuran sedang cuma seharga 15rebu. Kalau ingin yang enak lagi adalah ikan pari di bagian kepalanya. Biasanya dipisah menjadi dua. Umi sang juru masak selalu memberikan ikan bakar atau kari kepala yang luarbiasa pedasss. Tapi saya belum pernah merasakan kelezatan seperti ini (meminjam istilah : rasanya nendang !). Oya teluk Sirombu juga terkenal dengan ikan hiunya. Jadi kalau ingin mencoba boleh saja. Penjual ikan biasanya lewat pagi hari dengan sepeda sambil membawa bel mirip penjual es : towet...towet...towet..........

Kenikmatan lainnya adalah buah kelapa. Ho..ho disini pohon kelapanya tinggiiii sekali. Saya tertegun dengan cerita Pak Cik yang berjuang melawan arus tsunami. Katanya gelombang itu setinggi pohon kelapa. Jadi ukuran tingginya jangan disamakan dengan 5m tapi bisa jadi 7-8m. Kami berhasil membujuk Pak Cik dan Pak Subur ini untuk memanen pohon kelapanya. Dibuat dengan gula merah dan sedikit garam. Apalagi ditambah es.....

Minuman lainnya disini adalah tentu kopi dan teh. Tapi jangan kaget kalau disajikan dengan nampan kecil begini. Itu untuk menuang jikalau kita ingin menyeruputnya. Harga paling mahal 1000perak dengan gula yang tiga atau empat sendok. Iya..manis sekaleeeee. Kadang harus saya order untuk mengurangi jatah gula atau saya tuangi air panas lagi. Tetap saja terasa minum air gula. Kami tidak berani meminum air disini tanpa dimasak. Survey awal menunjukkan hampir semua sumur penduduk airnya tidak laik diminum. Toh kami tetap senang menimba.....untuk mandi tentu.

Labels: ,

Tuesday, August 16, 2005

Anak2 Nias dan Semangat Kemerdekaan



Ada semangat untuk menghadirkan nuansa hari kemerdekaan untuk anak-anak Nias. Bendera dimana-mana, orang memasang umbul2 dengan tiang bambu dan tentu saja lomba untuk anak-anak. Perlombaan 'serius' seperti cerdas tangkas dan pidato ternyata banyak peminat. Dan sungguh...anak-anak itu mempunyai potensi.



Sedang lomba yang tidak terlalu serius seperti sepeda hias ini misalnya. Tetap saja menyedot banyak peserta. Ide gila seperti pesawat, kapal, atau rumah menjadi imajinasi yang kental. Selamat untuk Indonesia ! anak-anakmu akan meneruskan cita-cita.


Labels: ,

Monday, August 15, 2005

Sirombu : diantara bau durian dan amonia



Perjalanan ini adalah sebuah renungan yang dalam tentang Indonesia. Pulau Nias poranda oleh dua musibah yang menghantarkan rakyatnya ke titik nadir kesadaran. Yang saya lihat disana adalah kepasrahan dan semangat untuk bangkit. Dari Gunung Sitoli kami menuju Sirombu sekitar 90km atau 4 jam bumpy angkot. Kawasan pesisirnya adalah yang paling berat terkena tsunami. Jika malam ibarat sebuah kota mati. Sunyi... hanya suara debur ombak dan rintihan pohon kelapa.

Gunung Sitoli - Sirombu (1st Aug 2005)

Pukul 4 sore, ambulance yang kami tumpangi terguncang-guncang di jalanan terjal. Sepuluh orang didalamnya mulai merasakan efeknya. Rupanya ada yang belum terbiasa dengan kondisi ini. Kami memilih berhenti. Di kanan kiri adalah hamparan kebun coklat yang menghijau. Beberapa buahnya nampak berwarna merah hati. Bisa dikata pohon ini adalah wajib dimiliki oleh setiap penduduk. Sedang hasil kebun lainnya adalah kopi, ubi jalar dan durian. Yah ini juga alasan kami berhenti. Untuk menikmati durian Nias.

Bentuknya kecil dan liat. Tapi harumnya hmmmm. Yang saya sadari kemudian bahwa orang Nias memperlakukan durian sebagai makanan harian bahkan dicampur dengan kuah ikan !!! Hampir setiap rumah yang kami lewati menawarkan segepok durian. Ide untuk membawa hingga Sirombu ditolak mentah-mentah. Ini karena ternyata beberapa mengalami mabuk bau durian. Pusing katanya.

Tapi aku menghembus bau lain. Iseng aku menyelinap ke kebun belakang penjual durian. Sebentuk benda kenyal berwarna kehitaman menjijikkan. Iya bau amonia itu. Sepintas kukira tai kerbau atau apapun namanya. Urung aku menyentuh tapi ini membuat sangat-sangat penasaran.

Perjalanan kami teruskan hingga jembatan Dola. Sebagian besar papan jembatan ini lenyap, meninggalkan lobang menganga. Ambulance kami musti antri melewati sederetan kendaraan yang akan menyeberang. Tak jauh dari situ sebuah warung dengan ah....ya barang berbau tai itu. Kali ini aku mendapat jawabannya. Itu adalah getah karet mentah yang dipadatkan dengan liquid amonia. Mereka menaruhnya di tepi jalan untuk dibeli dan diangkut oleh pengepul. Kondisi terbaik untuk menjualnya adalah dalam keadaan basah sehingga bisa memperoleh kilo lebih banyak. Tiap hari berseliweran truk berisi karet mentah ini. Jadi siap2 memencet hidung !

Hujan mulai membasahi jalanan. Terkadang angin kencang. Hari mulai temaram, beberapa kali kami nyaris tersesat karena gelapnya medan. Bukit-bukit yang kami lewati sudah mulai menghilang. Sekitar isya' sampailah kami di posko. Sebuah gedung madrasah ibtidaiyah difungsikan menjadi tempat klinik dan kegiatan kami.

Lokasi posko sekitar 2,4 km dari tepian pantai. Dulu kawasan itu adalah pusat kegiatan penduduk sebelum tsunami. Mereka menyebutnya Pasar Sirombu. Saat ini hanyalah puing-puing. Gempa yang menyusul kemudian membuat hampir 80% bangunan lenyap. Hanya satu orang penduduk bersikeras tinggal. Lainnya mengungsi ke beberapa kantor pemerintah dan tanah kosong.

Saya bersepeda suatu sore menuju pantai. Indah sekali, bahkan sunsetnya sangat menawan. Desahan ombaknya membuat saya tercenung.

Labels: ,