Monday, February 26, 2007

Pulang Kampung Selagi Bisa

Gara-gara Home Office bagian IND saya ngg bisa pulang kampung, nengok keluarga. Juga rencana trip ke beberapa tempat terpaksa kandas atau diundur. Termasuk bertemu Agustinus Wibowo. Ia pulang sejenak ke rumahnya di Lumajang dari perjalanan Asia karena panggilan sang ayah yang dikabarkan sakit ingin merayakan imlek bersamanya. Di rumah. Waktu Gus Weng ragu serta merta saya cuma menyarankan, "Segeralah pulang, mumpung masih bisa."

Beberapa kali ia mengirimkan postcard. Dua yang terakhir dikirim dari negara yang berbeda. Ini penuturannya tertanggal 25 January 2007 dikirim dari Uzbekhistan. Kartu posnya tipis, namun bergambar menara Kalyan yang terkenal itu. Waktu itu ia mengabarkan kehilangan uang yang cukup besar. Ia sempat kalut. Keputusan untuk pulang atau terus cukup membingungkannya.

Mbak Ambar,
Ini wajah kota kuno Bukhara di bagian barat Uzbekhistan, yang pernah menjadi pusat peradaban Asia Tengah selama berabad-abad. Di sini orang-orang bicara bahasa Tajik yang bercampur dengan tata bahasa Uzbek, sebuah bukti persaingan hegemoni antara bahasa Persia (Tajik) dengan Turki (Uzbek). Bencana yang datang bertubi-tubi di awal tahun ini membuat aku semakin berpikir bahwa ada rencana Tuhan dibalik semua ini, yang mungkin tidak kita pahami mengapa. Namun aku percaya bahwa rencana Tuhan senantiasa indah adanya. Semoga perjalanan ini belum berakhir disini

Agustinus
Tashkent


Sedang pos card tertanggal 11 Desember 2006 dikirim dari Kazakhstan dengan sebuah photo Almaty St Ancenson Cathedral masih menyimpan optimisme yang tinggi untuk meneruskan langkah kakinya :

Mbak Ambar,
Pada saat menulis kartu pos ini, aku sedang berada dalam kereta api yang melintasi ribuan kilometer padang rumput antara Almaty dan Astana -ibukota baru Kazakhstan.
Negeripadang rumput ini memperoleh kekayaan mendadak yang luar biasa besarnya dari produksi minyak. Kemakmuran ini menghasilkan sebuah kota modern nan megah di tengah kekosongan stepa. Itulah Astana. Jangan membayangkan Kazakhstan sbg negara terbelakang spt yg diimpresikan Barat. Negeri ini sdg berjuang keras mencari identitasnya, namun dia tidaklah semalang spt yg dilukiskan Borat. Kazakhstan mungkin justru yang paling beruntung di seluruh Asia Tengah.


Besok ia akan kembali meneruskan perjalanannya kembali. Kali ini ke negara Iran, negeri yang sedang hangat. Ah......betapa ringannya kakimu Gus.

Labels: , ,

2nd Photo Book : Yosemite's Grandeur


A collaboration between me and Mr C. The 40 pages full colour of picture book gave insight view into Yosemite Valley. Published December 2006, edited by me, printed by Blurb. Some pages contains beautiful words from renowned personality of Yosemite such as Ansel Adams and John Muir. Our thanks to US warmest welcome.

We haven't decide to sell it yet. It might be available in September 2007.
Hardcover $29.95 and softcover $18.95 (exc tax and shipping).

Labels: , ,

Thursday, February 15, 2007

Tanggung jawab terhadap porter dan guide itu


Curhat Amy tentang perlu tidaknya guide dan porter membuat saya jadi inget pengalaman trekking dengan mereka. Merapi, Kinabalu, Perbatasan Thailand, dan banyak tempat yang mungkin akan saya kunjungi nanti.

Jadi apa sih bedanya porter dan guide? Sebenarnya bedanya besar sekali. Porter –sesuai dengan namanya lebih sebagai ‘port’ atau memindahkan barang. Bahasa kasarnya yah tukang angkut barang. Sedang guide adalah lebih ‘terpelajar’ dalam arti mereka mempunyai pengetahuan lokal, mampu berkomunikasi, bisa menunjukkan arah dan jalan karena mengenal medan dengan baik.

Baik porter dan guide biasanya diambil dari penduduk sekitar trekking atau pegunungan. Biasanya mereka hidup sebagai petani dan menjadi penunjuk jalan adalah pekerjaan sampingan mengisi masa2 tenggat panenan. Seorang guide bisa jadi juga seorang porter. Misalnya jika ia telah merasa memiliki kemampuan komunikasi dengan pendaki terutama bahasa inggris. Naik pangkat antara guide dan porter juga sangat-sangat tipis. Tidak ada jenjang karir yang jelas.

Hasil obrolan saya dengan guide di Kinabalu adalah mereka ini harus menjadi porter dulu sebelum menjadi guide. Dalam masa didikan itu (oleh Nat Park dan managementnya) mereka diajarkan berbagai skill seperti pengetahuan logistik (mempersiapkan makan dengan higienis), menyediakan air minum, menyiapkan menu & masakan). Bahkan P3K dan rescue jika ada yang sakit atau kecelakaan.


Jelasnya ada sekitar ratusan guide di Kinabalu yang sebagian besar dari penduduk suku Kundasang. Cerita ini mirip banget dengan porter dan guide di Rinjani. Sewaktu kesana, Ani –porter saya adalah seorang guide. Kami memang bilang hanya butuh2 orang porter. Tapi ternyata telah ada Pak Ani (guide) dan Pak Efi. Pak Efi sendiri mengaku hanya mau jadi porter, dan guide bukanlah ambisinya. Sedang Efi sendiri bersedia ‘turun pangkat’ jadi porter dengan kami.

Beda kualitas antara Pak Ani dan Pak Efi terlihat dari pola pembicaraan kami. Ani yang walau lebih muda mampu mengimbangi pertanyaan2 saya tentang kondisi geologis Rinjani, juga pengetahuan tentang tanaman dan sumber air. Ani juga berani bertanya tentang saya dan kawan jalan saya (heh …sapa lagih) dalam bahasa Indonesia yang sangat baik. Sebagai ganti saya ajarin beberapa cara bertanya dalam bahasa Inggris dan tentu saja sharing cerita.

Di malam kedua Pak Efi porter itu mengeluh sakit kepala. Hingga ketika ia ditugaskan menemani kami ke puncak ia hanya sanggup separuh jalan. Kami dibiarkan jalan sendiri ke puncak. Sedang ia nampaknya memilih tidur dan menunggu kami di tebing. Sakitnya ternyata makin parah.


Saya memutuskan untuk memberi obat dan ektra baju hangat. Yah dengan porter kita harus bertanggung jawab pada kesehatan dan kemampuan dia. Memang mereka ini dibayar untuk membawa barang kita namun bukan berarti kita melenggang kangkung.

Prinsip kami jelasnya begini : kami membawa barang yang sekiranya jika porter/guide menghilang maka kami tidak kebingungan. Bukan rahasia lagi klo banyak porter dan guide yang sering ngelayap entah kemana. Karena itu biasanya kami tetep membawa rucksack sendiri, baju ektra, makanan, obat dan bila perlu bivouc sementara. Pokoknya apa saja yang bisa dibawa dan bisa dipergunakan bertahan hidup (survival).

Perilaku kita sebagai pengguna jasa porter dan guide juga sangat menentukan sukses tidaknya hubungan balik. Saya sering melihat bahwa dengan membawa porter dan guide seperti ‘menyerahkan nasib’ di tangan mereka. Bahkan hampir semua barang dipasrahkan kepadanya. Dalam aturan legal tentang beban maksimum ini telah disepakati batasan2nya. Walaupun itu tergantung dari lokasi dan jenis trekking, yang pasti beban itu harus dihitung ketika kita memulai trekking. Hal berikut juga harus dipertimbangkan :
  • Barang2 pribadi si porter
  • Batasan maksimum si porter membawa barang
  • Tingkat kesulitan dan durasi lamanya trekking
  • Tingkat kemampuan fisik si porter
Di beberapa negara yang terkenal dengan trekking seperti Peru, Nepal dan Tanzania membatasi berdasarkan aturan masing-masing. Di Nepal misalnya seorang porter hanya boleh membawa 25kg (termasuk barang pribadi) diatas ketinggian 4000m dan tidak boleh lebih dari 30kg dibawah 4000m (termasuk barang pribadi).

Di Peru yang terkenal dengan trekking Manchu Pichu seorang porter pria dewasa hanya boleh membawa 25kg (termasuk barang pribadi), sedang porter perempuan dewasa dan porter remaja hanya boleh membawa 20kg saja.

Disamping beban, kita juga harus memperhatikan peralatan dan kesiapan porter. Naik gunung membutuhkan baju hangat dan sepatu yang sehat. Karena itu menjadi tanggung jawab kita juga jika porter merasa kedinginan, kaki lecet dsb. Kita harus memastikan bahwa mereka siap dan bisa menjaga diri dengan peralatan yang memadai. Bila perlu kita bisa meminjamkan atau bahkan menghibahkannya buat mereka.

Karena itu menyewa porter dan guide sangat besar tanggung jawabnya. Di buku Lonely Planet : Trekking in Himalaya malah disebutkan kita seperti berjalan dengan bayi. Artinya kita WAJIB memelihara kesehatan dan kemampuan porter, menjaga dari keadaan yang bisa membuatnya dalam posisi berbahaya.

Singkatnya kalau merasa tidak kuat naik gunung yah jangan naik gunung. Kalau merasa bakalan sakit yah jangan dipaksakan. Menempatkan porter dan guide dalam posisi bertanggung jawab terhadap keselamatan nyawa kita bukan saja menegasikan arti adventures namun juga menempatkan orang lain dalam posisi yang juga berbahaya. Itu rasanya kurang bertanggung jawab. Membayar porter bukan berarti menyerahkan hidup kita pada orang lain.

Photos :
Kredit untuk para porter yang telah menemani saya di Rinjani, Kinabalu, perbatasan Thailand

Labels: , , ,

Sunday, February 11, 2007

US VISIT : I am a good visitor Sir!



December last year before leaving San Francisco Airport back to Heathrow I was facing a strict immigration rules. Being finger printed, taking photos and also gave reference number and stored it digitally.

Homeland Security launched US-VISIT (United States Visitor and Immigrant Status Indicator Technology) since September 2004 in aim to increase security of visitor traffic enter and out US. Basically they try to match your identity against data captured by US Embassy where you’ve applied visa that you are the same person enter the US. They reckoned the system also reduce the passport fraud or even identity theft.

So yes I was convinced that this technology will good enough to do itself. When in the kiosk just before boarding to the Virgin plane, I was facing a doubt. I did not see immigration officer around but only two big machines looked like a cash machine for me.

I read the command on the screen. OK put my passport in. Hang on… the machine simply could not scan. I started feeling uncomfortable because the guy next to me did it instantly. I started all over again, still came up with the same conditions. I gave up.


A middle age lady turned up and helped me to deal with the machine. She explained how to do if my passport couldn’t be scanned. She manually put the passport number and also personal ID. Ah she actually on duty for helping desperate person like me.

Then she asked me to check if the information stored correctly. I pushed the button said OK. Seconds later just like the cash machine it turned out the printed statement with had funny digital data on it. My biometrics data stored on this piece a paper.

I impressed but not really.

Labels:

Friday, February 9, 2007

Menahan diri untuk tidak beli iPod


Benar sodara2 saya ini pemakai Mac tapi tidak punya iPod. Lha kok ndeso banget gituh...Alasan saya banyak sekali. Yang pasti bukan karena kutak cinta. Namun ada beberapa prinsip mendasar. Salah satunya adalah tentang hak cipta dan lubuk hati terdalam melawan monopoli. Halah...idealis banget.

Tau kan kalau iPod navigasi sistem menjiplak habis2an mp3 player-nya Creative-sebuah perusahaan kecil didirikan pebisnis dari Taiwan Sim Wong Hoo dan bermarkas di Singapura. Walaupun sekarang kasus ini sudah dianggap selesai lewat peradilan tapi 'battleground' itu belum rampung. Terlebih karena win-win solution yang ditawarkan agak absurd menurut saya.

Godaan iPod ini sangat besar karena marketing yang bertubi-tubi. Belum edisi RED iPod yang diperuntukkan untuk nyumbang penderita AIDS, free glazed untuk memberi kesan personal, iPod untuk jogging kerja bareng dengan Nike, edisi warna-warni shuffle de el el.

Dibalik itu ada sesuatu yang tersembunyi. Ternyata Apple memang menginginkan konsumennya terkait dengan software iTunes untuk membeli download lagu di iPod. Parahnya lagi lagu2 di iTunes ini dikunci DRM atau Digital Right Management khusus yang disebutnya FairPlay (ironis yah...) Gampangnya ginih : hasil download via iTunes enggak bisa diputer di mp3 player selain iPod!

Saat ini negara2 Eropa sedang menyiapkan tuntutan hukum kepada Apple untuk membuat lagu yang didunlud lewat iTunes bisa diputar di mp3 apapun. Ini didasari bahwa iTunes memonopoli pemasaran dunlud tanpa memberi kesempatan kompetisi yang fair dengan penyedia jasa lain. Pernyataan boss Apple Steve Jobs beberapa hari lalu yang menginginkan perusahaan rekaman membuka DRM sepertinya kok hanya 'mengalihkan perhatian'

Yang esensi disini adalah : sebagai penyedia jasa iTunes (ie menulis program) maka Apple bisa saja membuat lagu2 disana dimainkan dengan mp3 player manapun. Kecurigaan saya yang terbesar adalah Steve Jobs tidak mau meninggalkan revenue yang besar dari penjualan hardware iPod.

Kasus iTunes dan iPod ini membuat saya enggak tertarik beli. Lha wong yang murah aja banyak kok dan lebih tahan banting ketimbang iPod. Kalau dibilang saya ini bukan pemakai Mac yang loyal yah emang. Yang penting mendapat produk yang setara dengan kegunaan tanpa keluar ekstra. Saya sekarang hanya memakai iRiver yang sekaligus buat sound recorder dan mendengarkan Stephen Fry membacakan buku Harry Potter.

Labels: ,

Wednesday, February 7, 2007

MOO-Flickr Mini Card : yeah it's posh but....





Ok I am a flickrsm now. I want something more that Flickr can offer me. So I decided to try their MOO Mini Card. Basically you create your name card based from your photos collections or gallery that mini moo provide it. You can created 100 mini cards with ‘posh’ packaging and high quality print.

I have to admit that I put high expectation into it. I have seen many Flickrm guys with their fantastic mini cards showed in MOO Groups. It took only 8 days since I ordered it and turned out into small packages in my front door.

It took 10 minutes to select my photos, cropping, personalized and paid in debit card. Very quick and efficient. I was thought that MOO is part of Flickr but it wasn’t. It’s only small company in London (yes..surprise..surprise) which dedicated in printing.


Today I received the package. I am not really impressed by the print quality. They are using very fine paper but the colour just horrible. I was thinking that it was because of my computer monitor not calibrated properly. But hey mates…I am using iMac screen available for 16bits pictures. Hallo? Someone in MOO using the same monitor ?

I am only put blame because of the photos resolution. Since Flickr limit the size of each photo you’ve upload (10MB) I felt restricted with that. Anyway due copyright reason I put low resolution. I know I am CC fans but seemed not many people understand of Creative Commons these days.

Overall : 5 from 10 point

Labels: , ,

Thursday, February 1, 2007

Petzl Katalog 2006


Gara-gara mo iuran bantuin dedek-dedek SMA beli alat climbing saya jadi download katalog Petzl pembuat alat2 outdoor. Dan ternyata maksud hati mo saya taruh di MP ternyata ..mereka menghilangkan fungsi upload file! Apa perlu punya online storages yah...

Ukuran filenya 21.7MB emang gede banget jadi ngg bisa saya upload di yahoogroups. Tapi ternyata di ukuran segede itu banyak banget info didalamnya. Ngg cuma jualan aja tapi si Petzl ini juga memberikan grafis tentang pemasangan alat yang benar mulai dari climbing, ice climbing, caving, via-ferrata hingga bouldering.

Secara saya pengguna Petzl yang setia maka saya ngebantu jualan. He he he kagak ding...Ada beberapa alat baru yang saya pakai yakni Rack untuk caving. Saya mulai memakai sekitar dua/tiga tahun lalu ketika lagi seneng2nya telusur gua. Rack ini lebih halus untuk descending ketimbang memakai stops. Emang sih pake stops itu bisa ngerem sendiri, tapi rasanya jadi 'jerky' alias ndut-ndutan. Sedang rack ngerem hanya dengan membuat sudut sehingga berhenti bergerak. Cara ngunci dengan talinya juga sama. Maksudnya klo mau permanent nggantung di jurang ...

Kalau climbing diluar (outdoor) wah saya ini jarang banget. Pernah sekali aja pas dingin2nya. Tapi kalau indoor lumayan sering. Dulu waktu masih tinggal di Birmingham kami biasanya seminggu sekali latihan. Dalam satu jalur climbing pernah dipasang toilet di dindingnya. Hua hua hua emangnya mo pipis di dinding.


Ada lagi yang baru disini yakni alat via ferrata. Sebenarnya udah ada sekitar 3 tahun lalu tapi muahalnya... Ketika kami mencoba jalur Dolomites via ferrata pertama kali terpaksa bikin sendiri. Potong tali sana sini, sambung carabiners sendiri. Lumayan menghemat. Terlebih Petzl jualannya juga 1 set begitu, belum harnes dan body harness. Wekss...bangkrut!

Nah bagi yang mo katalog itu silakan japri aja ya. Berhubung filenya gede banget siap2 ajah klo mental. Saya sarankan pake gmail aja yang lumayan gede kapasitasnya.

Tambahan : saya dalam proses naruh sharing file di Xdrive. Dengan kapasitas 5GB saya bisa nyimpen dan sharing file. Cuma log-in dengan AOL login langsung dapet free!

Labels: , , ,