Smarter Way to Jakarta
Valuair adalah penerbangan budget langganan saya kalau mudik ke Jakarta (diralat : sebenarnya Jogja). Dulu sebelum terkenal karena murah Valuair hanya sekali return Sin-Jkt. Tapi semenjak diakusisi oleh Jetstar Asia, frekuensi penerbangannya makin banyak. Bahkan mulai membuka rute baru ke Indonesia sebagai hasil warisan merger. Valuair selalu membanggakan diri sebagai maskapai yang berbeda dari pesaing-pesaingnya.
Seperti penerbangan budget lain, Valuair memakai sistem online untuk booking. Yah standar aja. Saat ini sistem bookingnya jadi satu dengan website Jetstar Asia. Masukkan tanggal bepergian, pilih jenis tiket -dari yang paling murah (Jetsaver) hingga yang fleksible (JetFlex). Namun jangan salah, karena Valuair tetap memakai logo dan pesawat sendiri. Namanya dalam sistem timetable di bandara-pun tetap Valuair. Untuk Indonesia hanya Jakarta, Surabaya dan Denpasar yang bisa dilalui jalur penerbangan ini. Itupun semuanya menuju Singapura. Nah apa sih yang membedakan Valuair dengan yang lain? Airasia misalnya.
Yang jelas adalah dikasih makan. He he he....jadi jangan kuatir kelaparan. Dulu biasanya sih nasi lemak plus tumis ayam. Lumayanlah mengganjal perut. Minum juga jus atau air putih. Teh dan kopi juga ada sesuai permintaan. Layanan ini memang sangat terasa di tengah era non-food flight alias kudu beli onboard. Mahal euy!
Masih ingat kalau dengan Airasia kita harus rebutan ngantri sebelum menuju pesawat hanya untuk mendapatkan tempat duduk? Nah di Valuair ngg kejadian deh. Walau pesawatnya lumayan kecil Boeing 737 tapi untuk urusan tempat duduk disesuaikan dengan check-in.
Beberapa minggu lalu Valuair bahkan memperkenalkan check-in online termasuk memilih tempat duduk sendiri. Sistem check-in online ini memang baru diperkenalkan Singapore Airlines (SIA) sekitar 1.5 tahun lalu. Nyatanya sekarang budget airlines mulai melirik fasilitas ini.
Ketika mencoba, semua proses berjalan lancar. Yakin banget bakalan dapet tempat duduk inceran. Eh sewaktu di Changi malah dicuekin. Mbak yang di frontdesk malah bilang, itu cuma akal2an doang. Entahlah, nyatanya ketika saya balik ke Singapura saya duduk di tempat yang saya pesan sesuai dengan check-in online. Dibanding Xpress Boarding-nya Airasia yang harus bayar fee untuk memilih tempat duduk, nampaknya Valuair tidak tergoda untuk melakukan hal yang sama.
Salah satu feature baru yang saya rasa berguna banget adalah kita bisa merubah jadwal tanpa melalui Call Centre. Nah apakah ini udah terbukti? saya belum tahu. Nyatanya untuk penambahan/penggantian masih bisa dimungkinkan. Valuair akan mengirimkan update itinerary dalam format pdf. Penambahan atau penggantian itu bisa dilakukan hanya dengan memasukkan nomor booking reference dan nomor tiket. Sistem akan memanggil otomatis dan update setiap kali melakukan perubahan. Sepertinya ini hanya bisa dilakukan bagi pembeli tiket dengan kartu kredit. Untuk selain itu sepertinya harus melakukan check-in manual.
Ohya biasanya Valuair ini depart dari Terminal 1 (ralat : di Terminal 2) Sukarno Hatta di Gate 1 melalui D6, sedang di Changi berangkat dari Terminal 1 pintu D37. Karena Valuair dianggap penerbangan asal Singapura ia dianugrahi tempat Terminal 1 bukan di Terminal Budget seperti kawan2nya.
Secara keseluruhan saya ngg ada komplain mendasar dengan Valuair. Ketika ke Jakarta tanggal 16 Mei lalu saya sempat mengkhawatirkan harga naik karena berbarengan libur panjang. Nyatanya harga teteup saja. Waktu itu saya mengeluarkan S$177 return, bandingkan dengan Garuda yang membengkak menjadi S$534. Uedian…
Labels: indonesia, review, singapore, travelling