Saturday, November 26, 2005

Fajar Film Dokumenter Indonesia

Seminggu ini saya berada di Indonesia. Sebuah kesempatan langka yang saya anggap kemewahan adalah melihat acara TV. Barusan Metro TV menggelar acara Eagle Award - ajang kompetisi film2 dokumenter Indonesia. Dari kelima finalis hanya satu yang saya tonton yakni Satria Kerajaan. Sebuah cerita tentang Mas Didi sang prajurit kraton Jogjakarta. Cerita Mas Didi ini menyadarkan betapa sedikitnya pengetahuan saya tentang Yogyakarta dan budayanya. Kota yang saya tinggali semenjak remaja hingga dewasa.

Agaknya trend ini mulai berpihak. Beberapa program di TV lain misalkan Potret di SCTV merupakan program yang sungguh menawan. Saya melihat sebuah kesadaran anak muda untuk menggali cerita tentang tanah air mereka Indonesia dan menghasilkan karya yang bertutur apa adanya. Salut untuk mereka

Friday, November 11, 2005

Menguji Foto Mayangsari

Sesaat setelah beredar foto mesra mirip Mayangsari dengan kekasihnya, muncul tanggapan tak kalah seru. Seperti biasa sang pengamat telematika memberikan hasil pengamatannya. Di saat bersamaan, saya penasaran dengan foto2 itu. Bedanya kali ini saya ingin melangkah lebih jauh. Ada beberapa pertanyaan krusial yang diajukan

1. Apakah foto2 itu asli atau hasil rekayasa ?
2. Apakah foto diambil dengan kamera film konvensional atau digital?
3. Jika dengan digital lantas kamera apa yang digunakan ? pocket digital, SLR digital atau mobile phone?
4. Bisakah menentukan jenis dan macam kamera digital yang digunakan?

Saya menghabiskan waktu beberapa jam untuk melihat dari dekat foto2 tersebut. Ada 8 foto yang sampai ke inbox. Satu foto dengan posisi potrait dan sisanya landscape. Foto dengan posisi potrait nampaknya diambil dari ruangan yang berbeda ditilik dari furniture dan pattern dari karpet. Ke tujuh foto seri lainnya diambil di satu ruangan dengan salah satunya foto yang saya pilih untuk diamati. Adalah pose Mayangsari bergaya sendirian karena meninggalkan banyak jejak yang bisa ditelusuri.

Menjawab pertanyaan2 diatas akhirnya saya berkesimpulan :
1. foto2 itu adalah asli. Benar yang dikatakan ahli kita di kolom hot bahwa :
Dilihat dari foto-fotonya, saya bisa bilang kalau di antara foto-foto tersebut, praktis belum ada sentuhan teknis atau sentuhan rekayasa

Sedang keterangan Heru Sutadi yang mengatakan :
Jika gambar tersebut hasil 'kerajinan tangan', diperlukan aktivitas tersendiri untuk menyesuaikan semua posisi perempuan dalam foto tersebut, termasuk ke konsistenan struktur tubuh dan pakaian.


Dengan memblow hingga terlihat tingkatan pixelnya, saya bisa melihat betapa foto2 itu mengalami badly compressed. Dari pola sandaran kursi dan warna bajunya terlihat membentuk "bloc pixel" sebesar 16x16sq. Bloc ini juga mencerminkan apakah foto hasil rekayasa dari tingkatan optic pixel. Ini terlihat dari kemampuan sensor untuk menangkap warna object. Dengan 16x16 pixel sq dengan konsistensi warna saya dengan yakin menyatakan foto2 itu adalah asli.

2. Lantas apakah diambil dengan film kamera dan discanning seperti yang diduga ? Saya mengatakan kemungkinannya adalah kecil. Jejak di foto menunjukkan letak flash adalah disebelah kanan lensa dalam posisi yang selevel.Terlihat dari shadow Mayangsari sejajar dengan baju (lihat ujung lengan kanannya). Sedang pada film kamera letak flash secara geometris selalu berada diatas lensa. Scanning hanya sedikit menjelaskan kenapa foto bisa tersebar luas. Karena processing film dan scanning biasanya melibatkan orang lain yang bisa saja melihat potensi foto untuk disebarluaskan untuk kepentingan sendiri atau khalayak.

Bukti lainnya adalah image ratio untuk film kamera adalah selalu 4:3 sedang digital adalah 3:2 (untuk poket) dan 4:3 (untuk SLR). Foto tersebut menunjukkan ukuran 600x450 yang konsisten menunjukkan ratio digital kamera. Jadi kemungkinan film kamera sangat kecil walau image ratio ini bisa saja dirubah. Satu hal lagi adalah nampak foto ini adalah hasil resized namun tidak mengalami cropping, jadi aspek ratio tetap bisa dijadikan bukti. Juga menjelaskan hilangnya metadata (EXIF) yang melekat di gambar digital. Foto yang diresized otomatis kehilangan data2 ini, jadi bukannya karena dihapus atau scanning seperti yang diduga ahli kita itu.

3. Oke jadi foto itu diambil dengan kamera digital tapi apakah dengan kamera poket, SLR atau VGA di mobilephone. Foto2 series menunjukkan kemampuan flash kamera yang bagus -sesuatu yang jarang dipunyai di mobilephone. "Guide number" atau tingkatan kemampuan flash terlalu powerful untuk kamera di mobilephone terkini sekalipun. Jika dengan SLR, kembali ke alasan geometris flash tadi : kamera digital SLR hampir selalu berada diatas lensa dalam posisi vertikal. Foto juga menunjukkan kemampuan metering dan auto focus yang diatas rata-rata. Juga adanya red eye reduction yang sempurna memastikan bahwa kamera yang digunakan bukanlah kamera mobilephone.

Foto series juga menunjukkan Mayangsari menggunakan tangannya untuk menekan shutter. Jadi kamera haruslah cukup ringan untuk dipegang oleh satu tangan seorang gadis untuk memotret dirinya. Digital SLR saat ini cenderung beratnya diatas 500gr (Nikon D70 dan Nikon D50) dan butuh kontrol penuh untuk focus dan framing. Jadi poket camera digital adalah jawabnya.

4. Dari pertanyaan2 diatas inilah yang paling menantang : bisa ngga menentukan kamera apa yang dipakai?
Jawabnya mungkin bisa. Dari foto Mayang yang sendirian terlihat pantulan flash di jendela dibelakangnya. Nampak posisi flash adalah sejajar dengan mulutnya atau lebih rendah dari eye position. Asumsi saya : kekasihnya lebih tinggi darinya dan dengan LCD monitor ia mem-framing foto tsb. Katakanlah tinggi Mayang sekitar saya (158cm) dan jarak dari lantai ke mulut adalah 145cm. Dari posisi sofa saya memperkirakan tingginya adalah 85cm (standard sandaran). Dari lengan baju (spt yang dijelaskan diatas) saya menghitung ratio jarak antara kamera dengan Mayang dan Mayang dengan tembok/jendela. Beruntung sekali posisi kamera dengan jendela adalah perpendicular dari shadow yang tidak keatas atau kebawah (nyaris dead end vertical).

Dari foto itu saya menghitung besaran pixel dengan panjang nyata dari socket listrik di tembok kanan samping. Terlihat adalah dobel socket yang panjang standard adalah 18cm. di layar monitor saya ini diwakili sekitar 25-26pix. Jadi kamera yang dicari adalah mempunyai jarak flash dan lensa yang mewakili ratio tsb.

Dari DPReview yang memuat data2 teknis kamera saya mencoba mencari kamera digital poket dengan spesifikasi seperti itu. Ketentuan lainnya adalah kamera ini harus mempunyai nilai komersial yang tinggi karena asumsi saya, Mayang tentu memilih kamera yang paling beken dan gampang operasinya. Menariknya beberapa foto menunjukkan nampak tangan dan jarinya terlihat ketika sedang mengambil foto. Jadi letak lensa harus cukup menyulitkan dan tentu jangkauan jemari untuk memencet shutter. Akhirnya saya melirik beberapa kamera seperti Sony dan Casio. Dari beberapa kemungkinan nampaknya jenis Exilim Casio-lah yang paling memenuhi syarat. Kecurigaan saya jatuh pada Exilim EX-S3. Saya sempat kembali menguji ukuran pixel jika diresized. Ukuran pixel kamera ini menunjukkan jika kita merubah ke ukuran lebar 600pix otomatis untuk menjaga ratio tingginya menjadi 450.

Kalaupun saya salah, yah mungkin bisa dirujuk kamera2 dengan spesifikasi seperti diatas. Namanya juga spekulasi....

Labels: , , ,

Wednesday, November 9, 2005

MacRitchie Tree Top Walk


Tree Top Walk ini sudah berusia sekitar setahun. Untuk kedua kalinya kami jalan2 ke Mac Ritchie dengan rute yang agak panjang : Parking Area - up to Tree Top - down lewat bukit Timah. Kondisi treknya mudah diikuti denga tanda dimana-mana. Teduh disana-sini hingga tak terasa berada di tengah2 Singapura. Bunyi cicadas mengingatkan pada kelebatan hutan Kalimantan.

Kalau ingin ringkesnya : bisa motong jalur dari Singapore Island Country Club jalan sedikit (terutama bagi yang punya kendaraan sendiri). Total rute sekitar 6km, kalau dengan santai bisa 3-4 jam. Karena temen jalan saya hobi moto waktu segitu bisa dua kali lipat. Jadi enjoy saja.... buka segala indra : mata, telinga, rasa dan juga hidung. Maka akan banyak ditemui binatang2 dan tanaman2 unik.

.
treetop2
Originally uploaded by ambar_briastuti.

Ini pintu gerbangnya. Perlu diketahui jembatan ini hanya satu arah dari Mac Ritchie Reservoir. Dengan panjang 250m dan setinggi 25m dari tanah cukup memberi pengalaman tersendiri menikmati pemandangan dari atas pohon. Di kanan kiri jembatan serta sepanjang trek path ada papan informasi tentang binatang dan tumbuhan yang ada. Amat bagus untuk mendidik anak2 suka pada alam. Dari cerita tentang singapore durian, monitor lizzard, pohon chengal semuanya disajikan dengan cara menarik.


treetop3
Originally uploaded by ambar_briastuti.

Yang seru tentu lewat jembatan itu sendiri. Dengan konstruksi baja dan berikut kabel yang khusus didesain untuk pejalan kaki ini amat kokoh dengan pengaman jaring kiri dan kanan. Nikmati berlama-lama disana, melihat Singapura dari atas pohon. Wah tadinya pengen merasakan tree top di Taman Negara di Malaysia ternyata disini sudah ada......

Tuesday, November 8, 2005

Phising Paypal Account

Hari ini saya menerima email dari Paypal tentang beberapa aktivitas mencurigakan yang mencoba akses account saya. Ada 4 kali upaya untuk menembus dengan dua domain dari Polandia dan dua dari Romania. Semuanya dengan IP yang berbeda. Sempat gumun juga, maklum saya ngga terlalu pinter IT. Dengan sedikit panik saya mencoba :

Langkah pertama : kontak dengan bank yang mengeluarkan credit card untuk konfirmasi adanya pengambilan uang terutama dari luar Singapura. Hasilnya : kelihatan normal, outstanding sesuai dengan yang saya perkirakan. Tapi sistem mereka tidak bisa melihat transaksi dalam tanggal dan waktu yang saya minta. Dengan asumsi kemungkinan transaksi luar S'pore memakan waktu paling tidak 2-3 hari membuat saya agak lega sedikit.

Langkah kedua : saya amati ternyata 3 minggu sebelumnya ada email phising Paypal dengan menggunakan yahoo account. Padahal ketika register saat itu saya menggunakan gmail. Satu hal juga yang mencurigakan email tsb di copy dan cc ke beberapa nama yang saya tidak kenal. Waktu itu memang saya ignored dan hanya iseng menulis account yahoo sebagai test.

Langkah ketiga (for peace my mind) : lapor ke Bank atau minta konfirmasi lagi secara lisan. Langkah ekstremnya mungkin membatalkan credit card atau account di Paypal.

Paypal saya gunakan terutama untuk membeli software berbasis perusahaan Amerika, lainnya online purchasing adalah membeli tiket atau booking beberapa trekking melalui tur operator. Karena harga retail di Singapura sebenarnya sama murahnya dengan online.

Kembali ke Paypal, saya masih belum nyenyak...

Labels: