Tuesday, July 17, 2007

Bermain Board Games


Masih ingat Monopoli? atau halma atau ular tangga? Ah itu adalah 'board games' atau permainan yang kita gelar untuk mengisi waktu. Saya penggemar tapi bukan mania. Yah sekedar ngeramein-lah. Bikin acara tambah seru.

Itu yang saya lakukan untuk menghabiskan weekend yang terus menerus hujan. Mo trekking...kok ya terlalu semangat. Mo baca koran dambaan saya Sunday Times yang beratnya sekilo itu kok ya antisocial banget. Jadilah saya penggembira acara board games hari Minggu lalu. Oh jangan dikira permainan-nya sesimple halma misalnya. Wah yang ini lebih kompleks dengan aturan2 yang cukup membingungkan. Berbeda dengan games di komputer online/offline, board games dituntut kejelian strategi dan kelihaian berkomunikasi. Jadi interaksi sosialnya lebih kerasa ketimbang bak-buk mukulin ninja di screen computer.



Kawan kami kebetulan tukang jual board games ini. Ia punya toko disini yang laris manis katanya. Jadi sering kami dijadikan kelinci percobaan untuk ngetest bagaimana mutu dari games itu. Apa saja sisi kekurangan dan kelebihannya. Ngga semata-mata bermain tapi kami juga menganalisa aturan dan cara bermain.

Sabtu malam ketika saya udah tewas karena makan lamb chops ala enggres, kawan2 saya ini bermain Canal Mania yang baru dirilis bulan lalu. Games-nya bercerita tentang pembangunan jaringan kanal air di era Revolusi Industri abad 18-19 Victorian Inggris. Kayaknya sih seru wong sampe lewat tengah malampun mereka ini bermain Canal.

Sesiangan kami bermain tiga games. Yang pertama adalah Power Grid yakni membangun jaringan listrik di negara Eropa dengan alternatif sumber energi. Seru juga...walau saya terus memimpin dalam pembangunan pabrik sumber listrik tapi secara mengejutkan saya kalah karena ketidak siapan material untuk generate listrik. Saya hanya cukup punya radio aktif dan batu bara jauh dibawah kemampuan penuh. Games-nya berlangsung lama dan ketat. Mirip2 monopoli.


Permainan kedua adalah Metro. Yang ini sih nyantai aja wong cuma bikin jaringan kereta bawah tanah bersetting Paris di tahun 1900an. Dasar saya ini train-junkies semangat banget ikutan. Tapi gara2 ilmu geometri alias ilmu gathuk gumathuk saya jauh dibawa par yah enggak bisa di top league -lah. Kalau yang suka maen Tetris nah yang ini pasti bisa menang dengan mudah.

Saya enggak maen di games terakhir karena capek. Yaks main board games ini enggak mencari siapa yang menang atau kalah tapi bagaimana memenangkannya. Proses itu yang bikin hidup. Saya harus akui bahwa walau bukan pecinta board games tapi saya enjoy banget.

Anyway, kenapa semua games ini temanya konstruksi ? maklum yang main ini tukang semua he he he....

More about Board Games at Wiki

Labels: ,

Friday, July 13, 2007

Updating to Adobe Lightroom 1.1


click the picture to see bigger

Back in Weymouth I’ve been worked out to updating Adobe Lightroom. Since I am traveling lots I am carry Macbook and an external HD to backup my photos. On March 2007 I managed to buy US version of Lightroom 1.0 which is cost less than Apple Aperture. At home in Weymouth the big G5 with 2 others external HD still using Lightroom Beta 4 version. I need to do something.

Adobe launched the updated Lightroom 1.1 on 25th June 2007. But I was waiting until the two computer machines together so I can integrated both systems. Things that I noticed changes from version 1.0 are mostly photos managements :


Catalogue
Lightroom using Library (lrlb) and Database (lrdb) to store the preview and negative photos. But now they decided to use Catalogue (lrcat) to enable you keep separated photos databases. For example : Holiday Photos or Business Photos. I can create a new catalogue and ask other computer to read it. I am also have control of the catalogue to store with negative photos or just preview. Even I can create catalog from folder or selected photos. Sweet....

Metadata Sync
I found the metadata set is amazing. Now I can preset metadata when uploading photos from camera. The addition information I’ve added mostly about copyright, location, and links. The Metadata browser is really powerful as it divided into what type of camera, lens, file type, location, creator etc. It help me when as now we have several camera and lens.

Keyword/Tagging
I haven’t play lot with keywords set but managed to used tagging add in the photos. It makes me easy to find particular photos based from information. Really powerful indeed.

XMP Sidecar
The XMP sidecar is an addition information that you've put at RAW file embedded as part of the catalog that created from LR. The information contains the editing you've done as metadata.

More about other updated tools at O'Reilly Digital Media.

I found frustrating updating from Beta4 to LR 1.1. It made such a jump to do it. Adobe also little bit cheeky by NOT put the English version of 1.0 to bridge the distance version. We then updated Beta4 to French version LR 1.0 then moved over to the LR 1.1. The problem I faced is Library and Databases. These steps may explain :

  1. Backup all photos (I ask G5 to do it once in a week) > as database and library with negative
  2. Update LR Beta4 to LR 1.0 French version
  3. Again create backups Database
  4. Update LR 1.0 to LR 1.1 English version
  5. File > Open Catalog > point to your databases created with LR 1.0
  6. All photos will back as the main database again..

Anyway, working on big screen also make me more productive than ever. Little 14inc Macbook has preview limitation when working on editing. It took me whole evening to actually updating the version, databases, tidy-up the folders and integrated two machines.

Labels: ,

Wednesday, July 11, 2007

Segelas Coklat di Terminal Heathrow


Pagi subuh hari kamis pukul 5 GMT saya tiba di Heathrow. Penerbangan non stop dari Changi sedikit bumpy ternyata lancar2 saja. Untuk pertama kalinya saya memakai British Airways dan secara resmi saya menyandang World Traveller. Lha iya ini cuma nama asalan untuk membedakan dengan penerbangan domestik saja sih.
Agak susah mencari tiket one way di musim rame begini. BA adalah alternatif murah terbang non stop ketimbang SIA misalnya. Dasar kepepet ya sudah saya coba pake BA. Pesan internet, pake e-ticket beres sudah. Yah beginilah kalau semua diurus sendiri.

Yang menyebalkan adalah soal check in online. Menurut penjelasan resmi sih dibuka 24 jam sebelum terbang. Sampe saya bela2in begadang untuk bisa seawal mungkin. Lha kok malah gagal terus. Mangkel, di hari H pagi dan siangnya baru saya coba. Sayangnya ndak ada fasilitas ganti kursi. Terpaksa tempat duduk jendela saya ikhlaskan saja.

Semua berjalan lancar, saya perhatikan hanya saya yang ngeprint sendiri boarding pass. Lainnya masih diprintkan sama mas/mbak di meja. Menurut teori sih tinggal masrahin tas saja. Yah namanya juga nyobain. Yang bikin pusing adalah saya cuma berhak bawa satu tas untuk checked bagagge. Tapi beratnya boleh hingga 32kg. Wah ya banyak juga...tapi kasian-lah yang angkut2. Apalagi saya biasanya bawa ransel yang kalau ditimbang ngg ada 20kg.

Yang ngg asyik di BA sih film dan musiknya enggak banyak alias ngg update. Terpaksa saya habiskan dengan tidur ayam. Daripada bengong. Setiba di keremangan pagi London segelas coklat di Terminal 4 cukup melegakan. Agak jauh juga dari Central Bus Station -tempat saya harus mengejar bis menuju Bournemouth.


Pagi itu udara lumayan dingin. Wadowww...saltum banget dah. Padahal udah pede pake baju ala tropik. Eh ternyata adem juga. Tapi sambil manggul rucksack gede mayan juga berkeringat. Duduk di bangku saya perhatikan seberang saya, seorang gadis hitam yang tak sabar menunggu. Sendirian tanpa tas. Entahlah menunggu kekasihnya datang menjemput. Di seberang jauh saya, sebuah keluarga menjemput anak laki2 nya sambil membawa papan nama besar. Ketika bertemu sang kakak perempuan begitu bahagianya sehingga minta difoto beberapa kali.

Tak jauh saya lihat dua gadis kecil masing2 memegang karangan bunga. Satu dengan warna pembungkus orange, sedang satunya berwarna biru muda. Membuat pagi itu sedikit cerah dengan keberadaan bunga2 tadi. Heathrow terlihat seburam London. Tempatnya gloomy dan tidak friendly. Seperti penjaga kasir WH Smith yang melayani tanpa senyum.

Saya hirup coklat saya. Loh kok krimnya basi banget. Bergegas saya protes ke konter, minta diberi baru. Iyah...warna krimnya agak kekuningan, baunya terasa sekali. Ngga sabar saya habiskan minuman coklat ini. Hanya sisa 10 menit sebelum bis datang di halte nomer 10/11/12.

Selamat datang di kelam musim panas Inggris.


Weymouth pukul 22:00
Menahan kantuk luar biasa untuk menghindari jetlag. Saya melek sekitar 18 jam sekarang.

Labels: ,

Monday, July 9, 2007

Visiting Water Village Zhou Zhuang


I was visiting Zhou Zhuang, a water village about an hour driving from Shanghai. What I was imagined that I will find the old village with canals and boats. The old Chinese house always exciting for me. About a year ago I went to Melacca visiting the Baba and Nonya Peranakan house which give me the glimpse of very fine architecture.

The Chinese house usually made from woods with beautifully crafted. There would be several generations living in the house. Mostly about 1-3 generations. Sometime the owner has a wife and several concubines that living in the same roof. Shen's house built in 1742 in the early Qing Dynasty. Shen Wangsan was a millionaire from Jiang Nan China then settled in Zhou Zhuang.


The house clearly separated from male and female function. The living room attached with the most art of the owner can afford. Painting and poem for well known artist, painting from marble, finest furniture from best woods. The main room then connected each other with the void of garden. The last one could be the study room including opium bench - a commune chair to serve opium to the owner while he enjoyed the back garden.

I amazed with the simplicity of room arrangement. How the house just separated by the activities rather than how many people living in there. I went to the alley that indeed function like highway. I clearly remember the kungfu movie I have seen before. Just like that.

Please see the album at set of Zhou Zhuang

Labels: , ,

Monday, July 2, 2007

When I see Budha..


Yes. I've seen Buddha statue everywhere, but mainly I admire the way people pray and respect him. I went to Boudhanath - the sacred Budha site in Nepal, or reclining Budha in Bangkok. Still I enjoyed taking pictures when people in deep thought of his influence.

The lady was in Jade Buddha Temple in Shanghai. I managed to visit during an hour session. The temple have history back to Qing Dynasty. There are two Buddha statues made from jade as artwork. Full version of Jade Temple are here or in Multiply

Labels: , ,