Thursday, September 25, 2008

Back to School



This Fall I will start Sustainable Design Program at UC Berkeley Extension. It came a surprise as previously they've said not accepting International Student. The Program is so specialized to USA citizen as contains such regulations and building codes. I managed to confirm that I'm really (really) want to do the course. Also my immigration status as Californian alien resident entitle those education.

I've only take one class, the core program : Principles of Sustainable Design to know better first. Since the Uni location in downtown San Francisco, I have to make a journey 1hour 20 minutes each way from Sunnyvale with Caltrain then catch Muni (electric bus) about 4-5 blocks away. The akward situation is not going there but actually come back home. My class finish at 9:30pm but the train depart an hour later, leave me wandering city at night on my own. Then arrived home at midnight.

I wasn't afraid. I used to walk alone after evening class. I have been in Wolverhampton -the city with damaging status. Once I have been followed while make a phone on the booth, the other time such an intimidating acts by kids. In Birmingham UK, I used to work night shift. Sometimes because so late or so early (morning) there were no bus around. I ended up having bicycle while in Stratford-on-Avon. Sadly, I lost two bicycle because being nicked. I couldn't believe there is people willing to snatch rustic bike cost only £5.

Well, that's part of city life isn't it?

The Professional Program quite challenging. It's only 10 weeks but packed with assignments like essays and readings. Talking about reading the list comes as nearly 200 tittles! It's combines wide spread issues such as cradle to cradle revolution, sustainability, the design, the basic understanding of design and then finally there is a project to produce a design that we would like to apply. So why I choose this program?

Silicon Valley known as the center of innovation on the green tech. It was started many year ago with solar panel industry, green house, then the electric car. The renewable energy from sun is abundant here. We've got sunshine always everyday with strong intensity. The state gives incentive of loan for solar energy housing project. The challenges is not just the energy, but also the material. We will looking any sort of new invention to make the product more nature friendly.

I have both engineering and design background. I will take my direction even further. Me and Mr. C used to discuss about how Revolution Industry changes the globe, what the impact, who have to responsible for this environment politically, why Bush administration refused to recognize global warming, what the reality to be live in more sustainable in everyday life, or what such gimmick about being "green and sustainable". All aspects we've seen from my perspective might have to explore deeper, holistic and challenge in other directions.

I am quite exciting as this week California will held two important events. West Coast Green and opening of California Academy of Science. The first about yearly event that most tradeshow of green building and construction. I'd like to get the grasp of newest technology in this industry. For my surprise Al Gore will give a speech on Saturday Conference. It was only confirmed last week. Yups, wish my lucky day.

The California Academy of Science lied in the Golden Gate Park. What make this building so special because these is become the first green Museum in USA. Designed by Renzo Piano, this building will capture the sun for heating through glass auditorium. There two incredible domes : Planetarium and Aquarium. But most striking feature is the roof. It's been planted with Californian natives using coconut fiber basket filled with soil. I can not wait to see myself. It will take another weekend.

Sorry, I might disappear somewhere.

Labels:

Tuesday, September 23, 2008

Saya capek dibajak..

Tulisan ini saya persembahkan untuk siapa saja yang mengambili tulisan saya baik di milis Indobackpacker maupun di website Indobackpacker. Saya merasa capek untuk memerangi pembajakan artikel di Indonesia. Tapi saya berjanji untuk tidak berputus asa.

Seminggu lalu, sebagai owner milis Indobackpacker saya mulai memberlakukan disclaimer bahwa semua tulisan disana adalah copyright masing-masing penulis. Sebagai kontributor hampir 4-5 tahun ini saya melihat banyak sekali tulisan di milis yang kemudian muncul di media mainstream dalam format berbeda, walaupun bahasa yang sama (masak sih ngga tahu tulisannya sendiri atau tulisan rekan yang lain). Sebagai milis yang diset tertutup (Messeges hanya bisa dibuka oleh anggota) adalah kesengajaan Owner/Moderator dengan harapan konsumsi konten diperuntukkan untuk member. Dalam hal ini jika isi/konten disebarkan diluar milis maka copyright penulisan tetap di tangan penulis tetapi tidak bertanggung jawab pada penyebarannya.

Dalam perjalanannya, saya berpikir positif. Bahwa media mainstream akan mulai mengenal blog dan milis serta menghargai sebagai nara sumber yang sahih (in this case : saya tidak pernah menulis atau ngeblog dengan anonim). Sayangnya sekian tahun ternyata praktik-praktik begini masih saja dilakukan oleh rekan-rekan jurnalis. Sebagai catatan tidak penting saja : saya aktif di pers mahasiswa dan mengambil diklat jurnalistik tingkat lanjut dengan UI-Gatra era Orde Baru.

Parktik semacam ini menunjukkan kronisnya pemahaman etika berinternet dan bagaimana hukum kutip mengutip, kopi pas dan bagaimana memberlakukan nara sumber. Modus operandinya adalah sbb :

  • Menggunakan konten email disana sebagai "sumber" dan kemudian dikutip di media mainstream tanpa meminta konfirmasi atau ijin terlebih dahulu. Dalam hal ini si penulis email kemungkinan tidak aware bahwa tulisannya menyebar di luar milis bahkan tercetak di koran. Untuk menyadarkan sumber pada skala efek yang ditulisnya, seharusnya ia harus diberi tahu dan diberi kredit.
  • Menggunakan konten email seperti sebuah percakapan atau interview. Apa salahnya sih menyebutkan sumber dan memberlakukannya seperti interview elektronik? sebagai jurnalis, sumber tidak harus physical (tape, video, photo etc). Karena tehnologi membuat proses interview seharusnya lebih mudah. Ada email, skype, YM atau henpon percakapan. Note : saya tidak tahu apakah editor masih menuntut semua wawancara harus "hard evidence". Jika iya, saya setuju jika liputan itu bersifat investigasi dengan kemungkinan perkara pengadilan di kemudian hari. Tapi jika hanya artikel ringan dan non-investigasi saya kira hard evidence cukup secara elektronik (itu sih tergantung bisa ngga make tehnologinya).
  • Mengkopi pas konten dan mengutip sebagian atau keseluruhan tanpa memberikan aknowledge kepada penulis dalam bentuk artikel baru dengan minimum credit (tanpa link, tanpa point the fingger darimana sumber aslinya).

Ada tiga tindakan saya dalam dua minggu terakhir berkaitan dengan hak cipta ini :
  1. Mengadukan sebuah blog yang membuat auto feed posting di blognya dengan mengambil dari Milis Indobackpacker (terakhir adalah September). Tiga kali upaya saya meninggalkan komen tidak berhasil, dan ia tidak memberikan id jelas. Tindakan saya sedikit beda yakni melakukan filing kepada Google atas pelanggaran Digital Millennium Copyright Blogger melalui snailmail (surat darat). Saya memilih melakukan ini sebagai bentuk pembelajaran bersama daripada memakai sistem flagging yang seperti mass complaint.
  2. Satu buah blog bersedia menurunkan postingnya setelah saya lakukan persuasi lewat email.
  3. Mengirim email kepada Redaksi Kompas atas ditulisnya 3 artikel Travel Tips dalam Rubrik Travel (versi Online) yang mengutip dari tulisan saya di Milis Indobackpacker (Maret 2008)

Saya tidak akan menuding semua sebagai biang kemalasan, deadline yang ketat atau kecilnya gaji. Tapi saya lebih kepada penyadaran isntitusional bahwa mengutip, menyadur dan mengambil itu memerlukan aknowledgement. Email sebaris dua, pop messeges, atau pesan selintas sudah cukup memberikan kredit bagi sumber. Kehausan akan konten tidak berarti kita bisa mengambili dengan begitu saja.

Paradigma yang salah tentang konten di internet, bahwa semua disana bisa diambili dengan gratis sepatutnya mulai dihapus. Siapapun yang memberikan informasi bagi kita adalah orang-orang yang menyisihkan waktu, tenaga dan biaya untuk menulis dengan passion dan cinta. Bajak membajak (piracy) adalah bukti sakitnya mentalitas kita, yang menganggap jika semua orang melakukan maka itu BOLEH dilakukan. Seperti korupsi, jika semua orang melakukan tidak berarti korupsi itu boleh dan legal.

Saya capek dibajak, tapi saya tidak akan capek untuk meminta publik menyadari hak tulis di internet. Khusus bagi jurnalis mainstream, belajarlah ngeblog. Belajarlah menggunakan link, belajarlah memberikan kredit pada penulis lain.

Marilah menulis dengan sehat!

Labels:

Thursday, September 18, 2008

Golden Gate : Tempat terindah untuk mati



Ketika mengantar May ke Golden Gate minggu lalu, saya berterus-terang belum pernah menapak jembatan itu. Sekali saja saya melewatinya, membayar toll $6 sejauh 120m ini tidak memberikan sensasi apapun. Hanya warna merahnya selalu saya nikmati di kejauhan dari Dermaga 45. Bukankah Golden Gate terkesan magnificent jika terlihat utuh?

Saya memilih parkir di Merchant Rd, kemudian menyusur tebing arah Pasific, melewati bawah jembatan dan kemudian mengambil jalan setapak yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Siang itu San Francisco sedang mendung. Awan berarak dari lautan membawa angin dingin kearah Bay Area. Saya lupa mengingatkan May, bahwa SF itu lebih anyep dari San Jose.

Mulailah kami menapak. Saya bukan guide yang baik, jadi saya persilakan May mengintrepetasikan sendiri. Buat saya yang tukang bikin jembatan, bicara teknis nanti jadi bertele-tele. Tentang cat merah padahal di desain adalah oranye misalnya atau kenapa dibuat dengan system kabel tentu jadi topik yang boring. Saya sebenarnya pengen ngobrol soal geologi, yang tentu May lebih tahu.

Jalur pejalan kaki ini memang hanya di sisi timur. Pilar besar dan kabel cukup tinggi, tapi pagar pembatas hanya setinggi dada. Dibawahnya ada semacam dek yang biasa dipakai untuk pekerja jembatan. May bahkan berkomentar, “ Seperti jembatan sungai Musi ya mbak”. Saya terdiam mengiyakan

Saya menunjuk telpon di jembatan. Kok? Yah itu adalah fasilitas bagi siapapun untuk menelpon Crisis Centre. Golden Gate adalah pelabuhan bagi jiwa yang resah, putus asa dan kehilangan makna hidup. Tempat yang indah untuk mengakhiri hujaman persoalan tak terselesaikan. Tempat yang indah untuk melompat dan mati.

Tiba-tiba saya teringat kisah para “jumpers” di Golden Gate.



Tahun 2007 adalah kontroversi besar tentang sebuah film dokumenter “The Bridge” karya sutradara Eric Steel. Sejak 1 januari hingga 31 Desember, ia memfilmkan Golden Gate berikut orang-orang yang memutuskan mengakhiri hidup disana. Project film yang dikecam sebagai American prankers oleh media setempat. Tercatat 24 orang memutuskan melompat tahun itu, menambah jumlah menjadi 1200an sejak dibangun 1937.

Eric sendiri menyatakan bahwa filmnya dibuat sebagai bagian dari kampanye untuk menyelamatkan hidup. Bukan untuk merayakan bunuh diri itu sendiri. Saya setuju sepenuhnya. Bukankah mereka itu mempunyai pilihan? Dan sekedar mengingatkan insan bahwa yang mereka lakukan meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan sahabat terdekat.

Saya mencoba mengintip ke bawah. Ombak disini begitu pelan, mendayu. Kelopak dan suara jeritan camar terlihat lebih lantang. Terkadang deretan burung pelican mencoba menyeberang. Saya bisa mendengar suara benda terjatuh. Terkesiap. Hingga saya sadar itu adalah pelican yang meluncur cepat sembari menyambar ikan.

Siang itu Golden Gate masih pucat. Alcatraz dan Pulau Angel nampak di kejauhan. Saya tidak bisa membayangkan lebih jauh lagi. Jembatan ini menyimpan nyanyi pedih.

**

Lokasi Golden Gate di Peta
The Bridge Documentary at Youtube (10 parts)
Jumpers : The fatal grandeur of the Golden Gate Bridge (The New Yorker)
The Bridge of Broken Dreams (Sunday Times London)

Labels: ,

Direktori Penerbangan Low Cost Eropa

Direktori Penerbangan Low Cost Eropa per 17 September 2008


United Kingdom & Irlandia
easyjet.com
flybe.com
bmibaby.com
jet2.com
ryanair.com (Irlandia)
aerarann.com (Irlandia)
flights.monarch.co.uk
flyglobespan.com (Scotland)


Negara Scandinavia
Scandinavia : sterling.com
Norwegia : norwegia.no
Swedia : malmoaviation.se
Iceland : icelandexpress.com
Findland : airfindland.com
Findland : blue1.com

Eropa Daratan

Spanyol : clickair.com
Spanyol : vueling.com

Jerman : airberlin.com
Jerman : germanwings.com
Jerman : tuifly.com
Jerman : flyniki.com
Jerman : www10.condor.com
Austria : intersky.biz

Italia : blu-express.com
Italia : volaitalia.net
Italia : italiweb.it
Itlaia : meridiana.it
Italia : myair.com
Belgia : flyvlm.com


Belanda : transavia.com (anak KLM)
Belanda : flyairone.it (anak Lufthansa)
Belanda : beta.budgetair.com
Belanda : corendon.com

Turki : flypgs.com (Pegasus)
Turki : sunexpress.com
Hungaria : wizzair.com
Yunani : aegeanair.com

Swiss : flybaboo.com
Swiss : helvetic.com
Malta : airmalta.com

Chezh Republic : smartwings.net
Slovakia : skyeurope.com
Polandia : centralwings.net
Albania : belleair.it
Latvia : airbaltic.com
Croatia : scandjet.se

Labels: , ,

Wednesday, September 17, 2008

Airasia diskon 90% & Ryanair dengan 5 juta kursi Eropa


Airasia mulai 15 September menjual murah tiket hingga 90% diskon dari terminal penerbangannya di Malaysia (Kuala Lumpur, Kota Kinabalu, Kutching, Johor), Thailand (Bangkok) dan Indonesia (Jakarta & Bali)

Simulasi harga :

  • RM0.9sen (tarip blun termasuk airport tax, fuel surcharges dan fee, plus harga ini untuk one way ajah) adalah tarip yang dijual untuk jalur KL-Sing atau ke destinasi di Malaysia laennya seperti Langkawi, Penang, Kuala Trengganu.
  • RM 9.0 dijual untuk destinasi Kutching, Miri, KK, Labuan atau Sibu.
  • RM9.00 dijual untuk jalur Jakarta (atau Bangkok) ke Krabi atau Phuket.
  • RM49.00 untuk Makassar, Manado, Jogja, Surabaya, Solo dan Bandung (termasuk destinasi Asia lainnya di Vietnam, Cambodia dan China)

Booking dimulai 15-28 September 2008 untuk travel antara 6 January-31 July 2009 (hanya berlaku untuk booking online).

Sumber : AirAsia Press Release

******

Ryanair, penerbangan budget di Eropa melancarkan kampanye 5juta kursi untuk travel Oktober dan November cuman €5 (one way) pada jalur Irlandia (Dublin, Cork, Derry) ke negara Eropa lainnya. Booking hanya bisa dilakukan online hingga Minggu malam (21 September 2008 GMT) untuk destinasi di England, Scotland, Paris, Venice, Liverpool atau Frankfurt.

Ryanair, yang bermarkas di Irlandia ini menjadi pioner budget flight semenjak booming awal 2000. Saat ini masih menjadi perusahaan yang paling banyak melayani penumpang dengan destinasi yang tersebar di Eropa dari negara Inggris hingga Lithuania dan Slovakia.

Simulasi harga (all in Euro) :
  • Dublin - Merseille €5.00 (baliknya €26.49)
  • Dublin - Milan €5.00 (baliknya €37.47)

Website : http://www.ryanair.com/

******

Ambar comments :

Untuk budget airlines di Eropa dan Asia sedikit berbeda dalam hal jualan dan praktiknya. Untuk Asia, biasanya dijual free seat walau dalam kenyataannya enggak juga karena harga plus plus dengan tax, fuel dan fees. Sedangkan Eropa menerapkan larangan menjual "free seat" seperti Airasia ini. Jadinya mereka menjual murah harga oneway tapi untuk kembali (inbound) harganya jadi mayan.

Dalam hal ini trik-nya adalah beli one way lebih murah daripada beli return. Untuk Asia, budget flight one way dan return harganya bisa identical, atau selisihnya ngga banyak. Sedangkan di Eropa harga outbound (keluar) dan inbound (balik), selisihnya bisa lumayan gede (mencapai 400-500%). Triks lain adalah ambil moda transport lain kalau balik. Misalnya bis (Eurolines) atau kereta. Jadi ambil rute terjauh pulang diirit-irit pake bis sekalian mampir mana-mana he he he...

Happy hunting yaks...

Labels: , ,

Tuesday, September 16, 2008

Airasia membuka jalur baru Bangkok-Hong Kong (5000 kursi gratis)

Airasia hari ini 16 September mengumumkan membuka jalur penerbangan tiap hari Bangkok-Hong Kong dengan pesawat baru Airbus 320 dengan mengiming-imingi 5000 kursi gratis.

Booking mulai dibuka 17-21 September via website untuk travel mulai 26 oktober 2008 hingga 28 Maret 2009. Jadwal penerbangannya adalah :

Bangkok to Hong Kong
16:30-20:15
FD 3693
Daily

Hong Kong to Bangkok
20:15/ 22:50
FD 3694
Daily

Sumber : Air Asia Press Release

Labels: , ,

Sunday, September 14, 2008

Bali - Darwin perang jalur antara Jetstar dan Garuda

Mulai 3 Desember 2008, Jetstar -salah satu budget airlines Asia Tenggara akan mulai melayani penerbangan Brisbane-Darwin-Denpasar setiap hari. Walau mengaku penerbangan budget alias murah meriah mereka ngga tanggung2 akan menggunakan A330 dan A320. Sementara ini jadual mereka adalah :

Sydney to Bali : Senin, Rabu, Jumat dan Minggu
Bali to Sydney : Senin, Rabu dan Minggu
Melbourne to Bali : Selasa dan Sabtu
Bali to Melbourne : Selasa dan Sabtu

Rupanya ini agak mengancam Garuda Indonesia Airways yang sudah mempunyai jalur tradisional Bali-Darwin berjanji akan menambah jadual sebagai tambahan untuk jalur Jakarta -Darwin yang sudah beroperasi sebelumnya. Belum pasti strategi Garuda nantinya setelah jawaban dari Chief Executive Emirsyah Satar yang cukup percaya diri mampu menjaga pasar penumpang. Jetstar -anak buah Qantas memang sedang mengembangkan sayapnya di belahan Asia Pasific. Beberapa waktu lalu Juli 2007, Jetstar membeli airlines Vietnam, menamainya Jetstar Pasific yang direncanakan akan melayani jalur internasional tahun depan.

Sumber :
The Australian Business : Jetstar to add Denpasar service in boost to hub
Sunday Territorian : Garuda doubles Top End flights

Cerita terkait :
Jetstar langsung dari Jkt ke Perth

Labels: , ,

Tuesday, September 9, 2008

Masih soal Working Holiday Visa Aussie untuk Backpacker Muda

Aturan Visa Holiday itu memang ngga segera diaplikasikan, soalnya butuh banyak sekali persiapan elemen didalamnya. Misalnya peraturan hukum (berkaitan dengan dua negara), tata keimigrasian, persiapan/pelatihan para staff plus sosialisasi ke masyarakat dalam hal ini yang terkait misalnya : calon pekerja, pihak universitas, sekolah bahasa, travel agent, de el el.


Ini yang disampaikan oleh pihak Australia (akses per 8 Sept 2008) :

"Australia has agreed to a Work and Holiday arrangement with Indonesia.
The signing and implementation of the arrangement is expected to take place
later this year. It is not possible for people from Indonesia to apply for
this visa at present. Information about the commencement of this arrangement
will be published on the website when it is finalised".

Lantas apa aja yang perlu dipersiapkan?

Ada beberapa hal yang saya sarankan untuk adik-adik (cie..berasa tua sayah) :

1. Tingkatkan kemampuan bahasa Inggris hingga tahap layak. Yakni bisa ngobrol, gaul dan ngerti bukan cuma grammar aja tapi dipraktikkan. Beberapa Universitas saat ini mewajibkan test TOEFL sebagai syarat lulus. Kalau bisa capai level 500an (kertas) atau menyentuh 200an (CBT computer based -test di lembaga toefl resmi). Dalam syarat visa tsb jelas disebutkan :

"You must provide proof of English proficiency (evidence can include International English Language Testing System (IELTS) test result of at least 4.5, interview assessment by Embassy, or evidence of post secondary tuition in English)".


2. Saya memprediksikan bahwa clausal perjanjian visa holiday Australia - Indonesia itu akan seperti SubClas 462 yang mencakup negara : Chili, Thailand, Turkey, USA plus tambahan Bangladesh dan Malaysia. Jadi silakan dibaca apa aja yang diperlukan untuk apply visa jenis ini. Sumber bacaan dilakan dibuka di Australian Immigration Subclass 462


3. Dilihat dari penjelasan pihak imigrasi, sepertinya tidak ada batasan apakah harus dari UI atau ITB. Besar kemungkinan itu ditempuh karena mempermudah organisir karena akan dibantu oleh pihak Universitas dalam urusan syarat2 visa seperti : surat keterangan lulus, transkrip, bidang kerja dll. Jadi semacam Career Advice begitu. Jadi ngga perlu minder atau
surut jika bukan dari UI atau ITB.

4. Coba bicarakan dengan pihak fakultas/univ (misalnya PR III yang membawahi kemahasiswaan) untuk ngobrol2 tentag peluang ini. Bisa diwakilkan oleh Lembaga Kemahasiswaan. Siapa tahu pihak Univ akan memjalin kerjasama dengan Australia.

5. Yang terakhir mungkin agak berat yakni masalah dana. Menurut pihak Australia, untuk apply working holiday visa paling tidak mampu menunjukkan dana sebesar AUD$5000 atau sekitar Rp 37,8 juta (kurs berdasar mid-rate pada 8 Sept 2008). Jadi mungkin harus nabung atau mencari dana entah dari sponsor ataupun dari keluarga. Ngga perlu buru-buru sekarang tetapi begitu siap apply, bukti dana itu bisa ditunjukkan.

6. Persyaratan kesehatan fisik juga diperlukan. Jadi general check-up yang menyatakan sehat walafiat. Lebih bagusnya jika dari rumah sakit dengan check up menyeluruh (dulu ketika saya di Inggris diminta Xray paru2 segala).

7. Surat kelakuan baik. Ini dibuktikan kita ngga punya catatan/record kejahatan. Dalam form visa biasanya kita diminta menuliskan "kesalahan" apa aja yang pernah dibuat dan pernyataan. Seorang kawan dulu pernah menuliskan speeding ticket (atau tilang polisi) segala. Tapi sebenarnya yang dicari adalah kemungkinan kejahatan antar negara (kaliber kakap) atau terorisme atau money laundering. Jadi ditilang polisi ngga sebanding deh he he he...

8. Mempersiapkan mental. Walaupun cuma 12 bulan tapi mungkin pekerjaan itu lumayan berat menurut skala orang Indonesia. Attitute yang baik adalah jangan mengeluh dan bekerja keras. Kalau terbiasa dirumah dilayani, mulai sekarang belajar mandiri.

Syarat lengkap lainnya mungkin bisa dibaca dan dipahami (lihat link diatas). Jadi mempersiapkan diri untuk memenuhi syarat2 yang diperlukan. Ohya satu hal lagi adalah mempersiapkan jika ditolak atau gagal. Yang pasti itu bukan akhir segalanya. Masih banyak jalan ke Roma.

Tulisan terkait :
Working Holiday Australia Visa untuk backpacker muda Indonesia

Labels: ,

Friday, September 5, 2008

Griffith Observatory : Ketika kita meninggalkan bumi



Hampir dua puluh tahun lalu saya terbaring di genteng atap rumah, memandangi ribuan bintang di langit tengah malam. Saya bertanya : bisakah suatu hari menempuhi perjalanan di antara planet, bulan, dan bintang? Siapakah mereka, dan siapakah saya?

Battle star Galactica, Star Wars, Star Trek, Starman, santapan di teve hitam putih tidak menjawab pertanyaan bodoh tadi namun merentang imajinasi makin tinggi. Ditambahi hibahan koleksi buku kumuh Asimov, Douglas Adams, Edgar Rice Burough atau maestro Arthur C Clarke. Mereka ini bukan pengarang fiksi sains, tetapi manusia yang punya visi masa depan. Menciptakan impian menjadi kemungkinan, menginspirasi generasi berikutnya.

Kaki saya mengantar menuju Griffith Observatory. Terletak di perbukitan tak jauh dari Beverly Hills, dengan menara bundar menonjol bersaing dengan papan nama Hollywood. Ah tahukah ia bahwa bulan terlihat sedepa? Dan ketika kita bernyanyi di halaman, menikmati sinarnya. :
Yo pra kanca dolanan in njaba Padang mbulan padange kaya rina Rembulane sing ngawe-awe Ngelikake aja padha turu sore

Griffith terlihat melambaikan tangannya untuk saya. Memberikan tempat untuk menikmati matahari yang tenggelam menjelang September equinox dan menjadi saksi munculnya Jupiter dengan tiga bulannya. Memindai kota City of Angel dari kamera obscura, mencari titik hitam matahari, mengurainya menjadi hydrogen dan helium –unsur utama awal galaksi setelah the Big Bang.

Keingintahuan mengantar saya kesini.

Ketika Leonard Nimoy diabadikan untuk menjelaskan kawan planet bumi, dan atau betapa beruntungnya kita mempunyai air –terlihat biru dari planet garang Mars. Bukankah kita harusnya mensyukuri oksigen dan hydrogen yang menjelma menjadi lautan?



Copernicus menggadai hidupnya demi sebuah prinsip. Bumi bukanlah sumber alam semesta. Galileo Galilei menciptakan teleskop untuk membuktikannya. Dan Edwin Hubble membuka mata kita bahwa galaksi Bima Sakti hanyalah serpihan pasir di pantai.

Di Samuel Oschin Planetarium saya terhenyak. Bintang-bintang diatas kubah persis ketika saya menikmatinya di atap genteng. Kali ini saya diajak 14 milyar tahun cahaya, mencapai awal munculnya bintang, planet, galaksi, komet, bumi dan kehidupan itu sendiri. Betapa indahnya, betapa manusia mencoba mencari esensi dirinya di langit sana.

**

Griffith Observatory
2800 East Observatory Road
Los Angeles, CA 90027

Lokasi di Peta
Masuk eksibisi gratis, US$7 untuk Samuel Oschin Planetarium beli di tempat (konter atau mesin).
Note : sibuk di saat sunset, susah cari parkir.

When we left Earth : adalah program dokumentasi Discovery Channel tentang eksplorasi NASA mewujudkan impian manusia menjelajah ruang angkasa.

Photo selengkapnya disini

Labels: ,

Wednesday, September 3, 2008

Seperti Marilyn Monroe



Menginjak Hollywood Boulevard seperti melihat paradoks. Cahaya menyilaukan dari deretan teater yang absurd seperti Odditorium-nya Ripley -Believed it or Not bahkan deretan clubhouse yang mulai bergairah menjelang tengah malam.

Saya terdampar disini, Saturday Night ketika denyut birahi Hollywood terasa di urat nadi. Inilah tempat antara 'fame dan notorius' begitu tipis. Antara 'shameful dan interresting' menjadi blur. Trotoar mulai disinggahi perempuan berdandan menor, bergaun pendek menonjolkan kaki panjang. Beberapa diantaranya seolah membiarkan mata-mata jelalatan menelanjangi tiap inchi bagian tubuhnya. Saya teringat Marilyn Monroe.

Dia adalah wajah dan figur american dreams. Perempuan paling fenomenal, paling kontroversial hingga kematian dan sesudahnya. Menjadikan Hollywood linier dengan Gedung Putih, menjadikan jalan lurus ini simbol kekuatan perempuan. Bukankah ia perempuan yang membuat iri siapapun yang ditakdirkan tak punya rambut blonde. Bukankah ia yang bisa membuat tekuk lutut Kennedy bersaudara, menyanyikan Happy Birthday Mr. President dengan nada sexy? bagaimana perempuan dan power bertempur dan menggeliat menjadi sejarah tak terpisahkan negeri ini.

Saya menelusuri jalan trotoar hitam dengan bintang-bintang terpatri bertuliskan nama. Hanya sedikit yang saya kenali dari deretan tadi, sangat jelas menunjukkan ketidakpedulian saya dengan Hollywood dan atau "fame" aka ketenaran itu sendiri. Sosial imej adalah pertaruhan besar dengan privacy, harta yang sangat saya hargai. Bahwa semua orang belum tentu suka diusik, dan tidak semua orang menginginkan ketenaran.

Kami melewati bintang lagi. Saya menanyakan apakah ia tahu Motley Crue. Ia menggeleng. Saya lebih suka Eagles akunya atau Queen atau Bruce Springteen. Aahh...tapi ia punya Nevermind-nya Nirvana. Aneh. Ia membilang album itu seperti jeritan hati, jiwa yang mati. Bukankah ketenaran itu terkadang meninggalkan jiwa yang sepi?

Saya bertemu the King Presley yang ngamen di toko hotdog. Jauh lebih pendek dari aslinya. Ia pula adalah contoh kisah Hollywood yang menyedihkan. Wig jambulnya juga terlihat kedodoran. Saya menghormati semangatnya yang tetap hidup. Kesepian pula-lah yang mengantarkan Presley dan Monroe atau Cobain ke gerbang kematian.



Di sudut Wilcox Ave saya bertemu Monroe lagi. Ia duduk manis di kursi disamping Charlie Chaplin. Lebih tidak masuk akal setelah keduanya terpisah negara, generasi dan genre. Chaplin juga bukti kesepian jiwa ketika membuat orang lain tertawa. Ia berkarakter sedih dan selalu menjadi korban, seorang pecundang yang kita tertawai hingga terkencing-kencing. Seperti Donald Duck -Disney. Loser yang kita rindukan.

Saya tak tahan. Bahwa saya memang Hollywood paradoks. Fame dan american dreams bukan untuk jiwa seperti saya. Walau begitu banyak pelajaran berharga begitu saya memutar kemudi kembali pulang.

Hollywood memang untuk Marilyn Monroe, Presley, Crue dan Chaplin.


Hollywood -Walk of Fame -Hollywood Boulevard
You Are The Star -mural painting by Tom Suriya

Labels: ,

Tuesday, September 2, 2008

Sadranan atau Ruwahan



Sadranan in Ruwah

The Javanese hold the ritual of purification of graves (sadranan) during Ruwah, the eighth month of the Muslim-Javanese calendar. It is likely that sadranan is a ceremony which pre-dates the arrival of Islam, as a ritual known as ‘sarada’ existed in the Hindu kingdom of Majapahit, which glorified and honoured the ancestors. It is possible that the current sadranan is the result of the sarada ceremony merging into Javanese Islam.

During sadranan, Javanese visit their ancestors’ graves, clean the graves, pray and give offerings of incense and flowers to their ancestors’ spirits. In return, the spirits of the dead are believed to grant the living peace and prosperity. It is not uncommon for Javanese of other faiths, such as Christians, to also practice sadranan.

Sadranan may also be celebrated with a village cleansing (bersih desa) and with the harvest celebration (bubar panen). (from Inside Indonesia April June 2007)

Sadranan at Wiki Javanese Ngapak-ngapak here

Menjelang puasa begini tradisi Jawa adalah Sadranan atau Ruwahan. Itu adalah serangkaian kegiatan untuk menghormati keluarga yang meninggal sebelum memasuki bulan Ramadhan. Salah satu rangkaian adalah membersihkan makan (kemul putih) dan slametan.

Di Jatim, sehari sebelum puasa ada tradisi kirim duwo poso atau mengirim doa puasa agar selamat dalam menjalankan ibadah. Biasanya dilibatkan dengan bentuk kiriman makanan sederhana ke tetangga dengan isi yang sangat khas : ketan, kolak dan apem.

Ketan (dari asal bahasa kotokan yang artinya kesalahan) dibuat dengan kelapa yang kental, sedangkan kolak asal kata dari kolakqun (pembicaraan) dibuat dari tela pendhem (ketela rambat) dengan gula jawa, sedangkan apem (dari bahasa arab afuun yang artinya mohon pengampunan) dibuat dari tepung beras dengan cetakan yang khas dimasak diatas bara arang.*dikutip dari sini

Nyadran atau sadranan adalah sebutan untuk Jogja biasanya juga diikuti menyelebungi kijing dengan kain putih (mori) yang disebut kemul putih. Yang ini biasanya jarang sekali dilakukan untuk masyarakat kontemporer Jawa. Lebih memilih membersihkan dan berdoa untuk yang meninggal. Sedangkan Ruwahan adalah sebutan masyarakat Jatim yang lebih spesifik pada sehari sebelum puasa.

Saya dulu paling hobi makan ketan, kolak, apem pemberian tetanggga. Soalnya enak sih. Gabungan antara manis dan renyah. Apem yang baik adalah dibakar dengan suhu yang konstan, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Makanya dulu di kampung nenek, selalu ada satu orang spesialis membuat apem. Sedangkan kolak yang enak, selain empuk pas manisnya juga ada sedikit jahe (klo ini sih utak-atinya saya). Sedangkan ketan kuncinya di santan. Semakin kental dan semakin lama digarang (campur) akan lebih pulen. Saya belum pernah mencoba, he he he..jadi pengen deh.

Yang ngga bisa tergantikan adalah pincuk atau wadah dari daun pisang. Ini butuh keahlian tertentu untuk membikinnya. Wah saya inget ngga ya bikinnya. Dulu diajarin nenek termasuk membentuknya jadi kliatan cantik. Sekarang sih kebanyakan pake kertas. Kurang greng ah..

Hayoh ada resep ketan kolak apem yang yahud? bagiin dung...

Labels: ,