Wednesday, April 27, 2005

Nenekku seorang feminist


photo lama Posted by Hello

Salah satu misiku pulang kampung adalah mencari foto2 keluarga lama. Inginnya membuat silsilah keluarga walau nampaknya agak mustahil setelah mbah putri kena stroke dan ngga bisa bicara. Apalagi surat-surat penting jaman kakek buyutku udah entah tersebar dimana-mana. Akhirnya hanya bisa mewawancarai mami dan babe juga paklik Hari terutama tentang masa kecil mereka.

Foto diatas adalah dari pihak ibu. Karena mereka lebih rajin difoto. Itu adalah mbah kakung Kamsir dan mbah putri dengan kelima anak. Mamiku paling gede, juga cewek sendiri (itu ada anak kecil di kanan atas yang pake rok sebenarnya laki-laki...yang sekarang jadi tentara...hua..hua..hua Pak Ipi). Sebenarnya ketiga anak pertama adalah dari first marriage dengan mbah di Jawar yang meninggal February lalu. Perceraian itu jarang diomongin dalam keluarga. Mungkin tabu atau apalah. Aku aja tahu ketika udah SMA. Bahkan banyak sepupu dan adikku yang ngga ngerti hingga hari itu mami berkisah. Mami bilang, ia sendiri yang bertanya ke kedua belah pihak. Jadi kupikir versi inilah yang paling objective.

Awalnya mereka dijodohkan oleh mbak buyut kakung setelah melihat mbah Jawar yang pekerja ulet. Ketika itu mereka masih di Surabaya dan mbahyut kakung membutuhkan backup untuk mengurus industri kulitnya. Cuma ternyata mbah Jawar ini orangnya moody banget dan ada kecenderungan depresi. Nenekku yang udah punya anak tiga langsung mengambil alih dengan berdagang (menjahit baju dan dijualnya kepasar). Ini berlangsung hingga beberapa tahun hingga pindah ke Magetan.

Karena kondisi ini beberapa orang menyarankan nenekku untuk mengajukan cerai. Yah saat itu kan susah meminta cerai apalagi ini dari pihak perempuan. Kebetulan nenekku berkenalan dengan seorang staff KUA yang menjelaskan tentang hukum pernikahan. Jikalau ngga menafkahi dalam beberapa tahun (lupa tepatnya) bisa mengajukan cerai. Saat itu mbah Jawar enggak mau menandatangani surat cerai itu karena ngakunya masih cinta. Tapi mbah putri ngakalin, katanya ini hanya cerai koq suatu saat bisa balik.

Hingga sekarang story itu berubah macem-macem. Ada yang karena mbah Jawar dari keluarga ngga punya jadi diceraiin mbahyut kakung de el el. Semuanya boong. Ini versi benernya. Walau mbah Jawar hingga sampai akhir hayat ngga menikah lagi tapi sering mengakui bahwa beliau masih cinta nenekku. Wah ! Susahnya lagi semenjak perceraian itu ngga ada foto dari mbah Jawar ini walau beliau adalah kakek sedarah aku.

Sedang mbah putri menikah lagi setelah menjanda lebih dari 6 tahun dengan seorang perjaka tua bernama Kamsir. Darisana lahir dua anak lagi. Hingga itu nenekku tetap aktif bekerja. Nenekku ini karakternya keras banget. Mungkin ditempa masa kecilnya yang udah ditinggal ibu dan harus mengasuh adik2nya. Ini pulalah yang kupikir mendorong beliau mengambil langkah ektrem dengan mengajukan cerai. Alangkah langkanya di era itu.

Labels:

Friday, April 22, 2005

Suap dan Korupsi : renungan pulang kampung

Minggu lalu aku balik kampung. Nengok simbah putri yang kena stroke sekalian nyekar mbah kakung yang meninggal di minggu yang sama. Aku ngga akan cerita tentang Mulyana W Kusumah dan 150 juta suap yang menghebohkan. Tapi lebih ke low level suap dan korupsi. Salah satunya di bandara Sukarno Hatta yang seram itu. Kebetulan beberapa hari sebelumnya sempat membaca terbongkarnya kasus pencurian barang elektronik staf LionAir oleh Roy Suryo ( Hi RoyTM ) dan babe wanti-wanti untuk ngga bawa barang berharga. Ok Be!

Berbekal rucksack 85 liter (isi baju dan buku2) dan satu lagi segede daysack 30 liter (isi laptop plus dua kamera) terseok-seok di Cengkareng. Sengaja memang aku panggul saking takutnya. Efeknya jelas banget: beberapa kepala menoleh dengan pandangan memelas. Aduh mba kenapa ngga pake trolley aja. Pura-pura ngga ngaruh. Masuk imigrasi petugas udah cemberut. Mba formulirnya salah, ambil tuh diatas. Bingung aku nengok sana-sini. Curiga. Atas mana? Langit ? jengkel langsung balik nanya konter yang isinya serombongan petugas imigrasi (juga) dan seorang wanita. Semoga naluri kewanitaannya bersedia membantu kaum sesama. Doaku dalam hati.

Doaku mempan (thanks Allah) tapi mengisi form juga diselingi iklan dua orang petugas imigrasi. Kalau mau masuk gampang lho asal ada duitnya. Si mba nyeletuk : sekarang kan semuanya pake duit kan Pak. Iya kalo ngga pake duit ngga jalan. Cuek pura-pura tuli aku nulis form. Emangnya saya mau bayarin kalian. Sorry...aku sudah cukup miskin.

Seorang penyapu lantai menyapa. Mba butuh formulir ya. Saya ada koq, tapi kasih lima rebu dong. Mukanya memelas, hampir saja aku kasih duit. Tapi hoiiii....hang on a minute. Ini form kan gratis kataku. Yah kan saya ngambilin buat mbak. Maap Pak saya udah ada. Seolah de ja vu sepuluh menit sebelumnya masuk toilet, mba cleaner bertanya. Darimana mba? Oh boleh dong saya dikasi duit. Bingung aku ngasih S$2 coin yang bakalan susah dituker. Who cares..

Back to form tadi, akhirnya di depan petugas (lain lagi, cari yang lebih nice) aku lolos. Puih.... jadi ingat tahun lalu di lorong yang sama. Seorang TKI nyerocos ngga keruan. Indikasi jelas : kalo ngga stress juga tekanan kejiwaan. Aku kasian banget, mo nolong aku sendiri strugling. Dan yang jelas aku ngga ngerti nanganin orang beginian. Gave up ..

Salahsatu misiku yang lain adalah bikin SIM. Susahnya babe telanjur bikin KK di Magetan. Jadilah nepotisme lewat PakLik yang jadi lurah untuk membuatkan KTP. Aku tetep bayar sesuai aturan (tau' soalnya ini babe matters). Nah kamis siang sudah nongkrong di Madiun bagian jalanraya ngurus Klipeng alias uji kelayakan. Di konter cuma minta map biru yang aku dapet dari koperasi. Nunggu lagi diperiksa kesehatan. Cuma dikasih card yang bulet2 warna dan ada angka tersembunyi. 24 eh 7 eh 12 loloss...tapi eng mba bayar 15 rebu ya. Sim salabim aku sehat walafiat tanpa perlu dipegang urat nadi.

Lantas dipanggil untuk ujian tulis. Yang jaga Polwan. Disuruh ngitung matematika dagang. Ada sekitar 20 kolom isi angka dan tugasku nambahin per-angka. Tapi cuma ditulis satu digit doang. Tiap kolom dikasih menitan. Jadi mba Polwan perintah : PINDAH ! then 2 minutes PINDAH !
Ini soal konsentrasi. Jangan dikira gampang. Then seharusnya ujian praktik (ini simulasi kaya videogame ). Tapi seolah bisa membaca kegelisahan aku ia bertanya. Mba dari Magetan ya. Jam segini kalo di Polres sudah mau tutup. Saya buatkan sidik jari sama ujiannya ya (wow dijaman DNA begini masih ada pemalsuan sidik jari..gimana klo Gil Grisom tau ya..). Ehm..Mba bisa nyetir kan.
Oh ...bisa Pak tapi pernah ketubruk van di bunderan (ini off the record). Ngasih aja lima rebu. Everything is ready. Lengkap cap dan tanda kelulusan. Wehh... blaik..gampang banget. Padahal sebelumnya di Inggris instruktor belum berani nglepasin sebelum aku bisa parkir mundur. Kan nanti bisa belajar sendiri ya ...Ho-oh aku manggut tapi sebel juga. In total hari itu aku ngabisin Rp 185 rebu ditodong di konter plus sana sini. Ngga jelas berapa resminya.

Esoknya sudah nongkrong di Polres. Di konter cuma didaptarin. Seorang wanita hamil memanggil, dibawanya aku di belakang. Ongkosnya 220rebu mbak. Aku bolak-balik segepok surat di depan. Tiba2 lengkap dengan sidik jari dan bla bla. Jelas disitu ongkos 75 ribu seperti tertera di konter. Lho koq mahal? Iya soalnya saya buatkan semuanya. Lho saya kan ngga minta. Wah sudah telanjur mba. Kalo mbak ngga mau gimana nih sudah jadi. Aku ngeluarin duit dengan ngga rela. . aku ditodong. Padahal jelas di konter : HINDARI CALO. Calo yang mana?

Di bagian test tertulis aku duduk seperti pesakitan. Disuruh nulis dengan gaya komando seorang polisi. Si bapak melirik KTP. Lho mba ini dosen ya. Dimana mba. Wah nanti saya bisa nitip anak saya...Diberinya aku lembar pertanyaan test tentang ilmu berlalu lintas. Wadowww aku ngga sinau nih. Tapi aku nekad membaca dan mengisi seperti laiknya ulangan. Pak Polisi dengan bangga mengibarkan jawaban tepat di hidungku ! Aku ngga peduli.
Lambat laun si bapak ngga komen apa-apa. Aku cuma bilang : malu pak sama mahasiswa saya. Mosok ujian SIM koq ngrepek. Si bapak polisi ketawa. Aku lulus dengan pas-pasan (kebanyakan lupa isyarat tangan polisi). Tapi aku bangga.

Sepulang dari sana aku sedih. Bukan karena uang, tapi karena baru saja menyadari tingkatan korupsi. Ini belum apa2, yang lainnya pasti lebih dasyat. Satu renungan lagi bahwa korupsi Indonesia adalah dosa berjamaah alias dosa kolektif. Tapi bukan berarti dosa bersama itu lantas menjadi halal. Tetap saja salah.

Labels:

Saturday, April 9, 2005

Leave No Trace : Prinsip Dasar Menhormati Alam

Diterjemahkan dari Philip Tulin

Sekali kebiasaan ini mendarah daging maka ini sama mudahnya dengan kebiasaan menggosok gigi saban hari. Sangat gampang .Melindungi alam sekitar menjadikan penghormatan terhadap alam. Sumber alam hayati kita ini bukannya tak akan ada habisnya dan sedikit yang anda lakukan sekarang akan bermanfaat untuk anak cucu kita.

Leave No Trace atau beranjak tanpa meninggalkan jejak berarti jika seseorang mengunjungi tempat yang baru saja anda tinggalkan, maka tidak ada bekas yang mengindikasikan anda pernah disitu. Berikut adalah petunjuk praktis untuk 'Leave No Trace' secara dasar dan mungkin anda telah melakukannya sebelumnya. Petunjuk ini hanya langkah awal. Selanjutnya andalah yang melakukannya.

1. Travel dalam grup kecil
kegiatan massal cenderung susah untuk mengontrol aktivitas. Dengan jumlah kecil akan lebih mudah koordinasi. Jika dalam grup yang besar disarankan untuk membentuk grup2 kecil.

2. Camping
Dimanapun lokasi camping seharusnya bisa mewakili seluruh anggota. Di Maine Island Trail Association diterbitkan buku tentang berapa orang dalam grup yang diperbolehkan camping, juga memberikan peta lokasi untuk camping.


3. Jangan buang sampah sembarangan
Ini sepertinya klise tapi berapa kali kita naik gunung melihat bekas pembungkus coklat atau tissue di jalanan. Hormatilah alam walaupun sampah itu bisa didaur ulang secara alami.


4. Tetap berjalan di jalur trek
Jalur trek dibuat dengan berbagai motif. Salah satunya adalah mengurangi pengaruh jejak manusia terhadap tanah. Jika terdapat kubangan di tengah trek dan kita terpaksa mengambil jalan memutar, maka pada dasarnya anda membuat jalur baru. Bukan saja mengakibatkan meningkatnya erosi pada tanah tapi lebih jauh membuat jalur makin berbahaya.


5. Membuat Api Unggun
Janganlah membuat api unggun di kawasan camping yang melarang melakukannya. Bila perlu buat perencanaan dari awal tentang logistik.

6. Sisa Makanan dan Buangan

Musnahkan buangan dengan benar. Hormatilah larangan untuk buang air besar/kecil di suatu tempat. Perencanaan logistik dengan memilih menu yang akan dibawa adalah langkah yang bijaksana. Bila perlu bawa tas plastik zip lock untuk mengepak sisa makanan.

7. Campinglah di lokasi tersedia
Jangan camping di tempat yang dirasa tidak ada petunjuk camping. Bila perlu baca informasi lokasi2 yang bisa dilakukan camping misalnya karena dekat sumber air dsb.


8. Buah Tangan
Jangan mengambil batuan yang sebagai buah tangan. Juga jangan memetik bunga karena keindahannya Tinggalkan semuanya seperti ketika anda melihatnya sehingga orang lain ikut menikmatinya.

9. Penutupan jalur
Terkadang jalur trek ditutup dengan alasan perkembangan satwa atau tanaman. Janganlah nekad memasuki wilayah yang jelas-jelas terlarang tsb.


10. Bawalah alat-alat dengan benar
Jika kita membawa peralatan yang benar seperti baju, sepatu, tenda dsb maka kecil kemungkinan kita akan menggunakan sumber alam. Jika ada alat yang hilang misalnya tongkat jalan/poles maka anda harus berimprovisasi mencarinya di hutan sekitar. Jika semua pendaki seperti anda, maka akan mempengaruhi cadangan pohon di wilayah tsb. .


11. Mengerti Navigasi
Jika kita hiking meninggalkan camp jangan mematahkan dahan pohon misalnya sebagai penunjuk jalan. Kalau hiking massal, usahakan dalam satu jalur.


12. Hormati Vegetasi Setempat
Ketika di jalur trek kita harus melihat vegetasi yang ada. Jika berjalan di Tundra maka ini bisa jadi anda menginjak tanaman yang sedang berkembang. Setiap jejak kaki bisa jadi membunuh tanaman. Berjalanlah dengan hati-hati.


13. Jangan camping terlalu dekat dengan mata air
Sebaiknya jangan camping sekitar 250ft (76 meter) dari sumber air (sungai, danau, kolam dsb) kecuali memang sudah disediakan campsite di lokasi. Ini untuk mencegah pencemaran air dan efek limbah manusia.


Ok ini hanya sedikit yang bisa dilakukan. Jika anda makin terlibat dengan 'Leave No Trace', mungkin anda bisa memasukkan daftar selanjutnya yang masih dalam pendekatan tema yang sama. Anyway tetap enjoy di kegiatan alam tanpa merusaknya.


Labels:

Friday, April 8, 2005

Travel Tips Backpacker Sendirian : Asyik Ngga Ya ?

Copyright Mark Moxon, published with permission



"Jalan sendirian ya ?" tanya seorang pelajar diatas kereta dengan nada bersahabat. Jawabannya antara iya dan tidak. Aku ini memang jalan sendirian tapi bersama dua kawan di gerbong lain, kami ini sedang menuju Varanasi. Pertanyaan tadi membuat aku merenung lagi.


Chris dan Martina, kawan seperjalananku sangat menyenangkan. Mereka melihat kesemerawutan India dengan guyonan Irish yang khas. Mereka juga tampak menikmati bacpackeran di India, meski dengan waktu jelajah yang hanya satu bulan. Ternyata ada perbedaan yang cukup mendasar antara jalan sendiri dan backpaker bersama kawan. So inilah pendapat pro dan kontra tentang backpakeran rame-rame.

Enaknya Jalan Bareng dengan Teman

Kalau kamu jalan dengan temen tentu bakalan sharing pengalaman. Itu asyiknya. Meski kamu terbiasa jalan sendirian tapi paling asyik ngobrolin nostalgia dengan teman-teman. Ini yang ngga didapat dari backpacker sendirian. Walaupun kamu punya travelogue/catatan perjalanan misalnya.

Temen itu penting, terutama pas acara makan. Bisa jadi saat-saat begini terasa banget kalau jalan sendirian. Kalau ngga ada temen, acara makan jadi membosankan. Ketika abis makan tentulah sembari duduk bareng semeja sambil bercerita sana sini, menertawakan kekonyolan kita atau teman kita. Juga mengingatkan akan kebodohan kita. Terkadang aku ketemu temen hanya saat makan, tapi punya kawan seperjalanan itu lebih asyik lagi. Terutama disaat membunuh rasa bosan.

Kalau lagi sakit dijalan, atau ransel kamu dijarah maka punya temen jalan itu cukup membantu. Bukan hanya nambahin semangat tapi juga menguatkan diri di saat mengalami kesulitan begini. Kalau kamu sendirian ada dua kemungkinan yang bisa terjadi : menyesal dan balik kanan atau maju terus. Tapi dengan adanya temen bisa jadi kita melihat kejadian dengan lebih bijaksana. Ini tentu mengingatkan bahwa kejadian apa saja bisa terjadi dimana saja.

Terkadang temen seperjalanan backpaker juga temen kalo pulang. Terus-terang aku ngga tahu apakah temen seperjalanan pulang itu asyik apa ngga. Soalnya aku ngga pernah balik dari backpakeran dengan teman yang sama. Tapi seneng aja kalau ketemu teman yang sudah kerja dan hidup mapan dan masih rindu untuk jelajah jalanan lagi.

Temen jalan juga membuat traveling jadi ringan. Kalau lagi kehausan ada kawan yang bersedia mencarikan minum. Juga banyak banget manfaat praktis yang didapat. Misalnya jagain ransel kalo salah satu pergi ke toilet atau gantian ngantre tiket. Hal-hal sepele begini yang biasanya bikin susah kalo jalan sendiri.

Alasan lainnya adalah biaya. Dengan rame-rame biaya jadi ringan. Mulai dari hotel atau masalah makan. Ini tambah asyik lagi kalo temen seperjalanan kita ngerti soal makanan. Terutama kalau ingin bereksperimen dengan makanan yang belum pernah dengar atau lihat. Daripada pesan makanan mahal berakhir dengan setengah isi piring dibuang.

Asyiknya punya temen jalan lainnya adalah ngomporin pergi ke suatu tempat menarik atau nyobain sesuatu yang ngga terlintas di benak sebelumnya. Kalau kita jalan sendirian dibutuhkan semangat dan kemauan tinggi. Terutama menghadapi kekecewaan karena tempat yang kita singgahi ternyata ngga ada menariknya. Temen jalan biasanya bisa memahami keadaan dan bahkan memberikan simpati jika diperlukan.

Kalau kamu cewek yang ingin backpakeran di negara yang didominasi laki-laki bakalan ada kendala yang cukup merepotkan. Enaknya kalau kamu dicuekin. Susahnya kalau kamu diperlakukan seolah ngga pantas jalan sendirian di negara asing dan baiknya pulang kampung aja ngurusin keluarga Aku jelas ngga bisa cerita (karena aku cowok), tapi aku ketemu banyak temen cewek yang enjoy backpaker sendirian. Cuman khusus untuk cewek sepertinya harus berhati-hati dengan kemungkinan kendala di jalan. Terutama di negara-negara yang tidak terbiasa melihat perempuan jalan sendiri.

Ngga Enaknya Backpakeran Sama Teman

Paling sebel kalo saatnya bayar makan, siapa makan apa dan siapa tadi minum jeruk dua dsb. Enaknya di India kamu bakalan menemukan restoran yang bersedia memberikan nota terpisah.

Dengan temen kita jadi membuat keputusan bareng dan biasanya aku cuma tahan dua mingguan. Banyak pasangan jalan yang jalan sendiri-sendiri dan cuma ketemuan di saat makan malam. Tapi kalau terpaksa mungkin akhirnya pisahan dan jalan sendiri. Menurut aku dengan jalan sendiri aku menemukan kebebasan. Bebas menentukan kemana akan pergi atau kapan aku harus meninggalkan suatu tempat. Aku ngga tahu apa bisa tahan backpakeran bareng temen di seluruh jalur perjalanan.

Susahnya kalo kita pisahan dan janji ketemuan malam harinya adalah masalah molor alias jam karet. Ini yang paling kerap terjadi terutama kalau hanya salah satu yang pegang kunci hotel padahal kamu lagi buru-buru pengen ngambil barang. Solusi paling mudah adalah meninggalkan kunci di frontdesk atau membuat duplikat. Ini lumayan menghemat energi.

Kalau kamu punya temen yang maklum dengan kebiasaan jelek kamu misalnya tidur ngorok atau kaki kamu yang bau maka ini cukup membantu terutama kalau harus tidur sekamar atau gantian kamar mandi. Jika kamu terlibat konflik dan putus asa, kalau kamu percaya diri gampang aja untuk meninggalkan kawan seperjalanan. Terutama kalau kamu ngerasa itu bukan sepenuhnya kesalahan kamu. Tapi kalau kamu sendirian, kamu harus belajar mengalahkan amarah. Memaki-maki penduduk setempat sungguh tidak disarankan. Kamu harus bisa segera menanggulangi rasa marah, menyadari kekurangan dan kesalahan, berpikir logis dan akhirnya bisa menertawakan kekonyolan sendiri. Ini yang biasa aku lakukan kalau aku sangat kesal. Kemampuan untuk "anger management" ini ngga bakalan aku dapat kalau aku jalan dengan temans.

Kalau kamu punya teman tapi ngga punya rencana yang mapan kamu ngga bakalan bisa menikmati jalan itu sendiri. Inget ngga karakter dalam Jungle Book-nya Disney tentang perjalanan tanpa perencanaan:
"Kamu mau ngapain?"
"Ngga tau, trus kamu mo ngapain?"
"Tau', kamu sendiri mo ngapain?"
begitu seterusnya sampai matahari bergeser di peraduan dan hari berlalu.


Memang lebih gampang ngumpul dengan teman tanpa melakukan apapun. Tapi kalau kamu sendiri, bisa jadi ini menjengkelkan kalau ngga ada rencana jalan apapun (walau terkadang asyik juga..). Jadi butuh motivasi kuat untuk memulai perjalanan. Ngumpul bareng temans membuat kamu jadi sedikit malas. Hasilnya : ngga banyak yang dilihat kalau kamu dengan temans dibanding jalan sendiri.

Sebenarnya kalau kamu jalan sendiri, ngga bakal kesepian. Pasti ada aja yang nanya di jalan. Atau kamu yang memulai bertanya. Ini yang ngga mungkin terjadi kalau kamu dalam berombongan. Komputer-ku isinya penuh dengan percakapan dengan orang yang aku temui. Dari orang yang bertanya tentang apa yang sedang kulakukan hingga menjadi sebuah percakapan yang ngalir begitu saja. Banyak banget penulis yang membawa piranti kemana saja mereka pergi dan bisa membiayai perjalanan selama tiga tahun dengan menulis kisah perjalanan.

Kesimpulan

Ngga ragu lagi kalau buatku lebih asyik jalan sendiri. Kadang aku heran gimana asyiknya jalan dengan berombongan. Tapi ini berarti orang bakalan ngeliat aku ini ngga waras. Sekali lagi ini tergantung yang mana yang kamu sukai. Berikut hal-hal yang bisa jadi pertimbangan kamu :

Asiknya jalan sendiri

  • Kamu adalah pembuat keputusan, bukan orang lain.
  • Gampang ketemu dengan penduduk lokal. Jalan berdua biasanya jarang disapa, tapi kalo jalan sendiri pasti kamu diajakin ngobrol.
  • Kalau kamu sakit, ngga bakal muncul rasa bersalah karena ngeganggu rencana perjalanan orang lain
  • Kamu bisa tinggal di hotel paling murah atau paling jelek sekalipun atau bahkan paling mahal.
  • Kamu bakal nemuin hal yang asyik dari kamu sendiri. Rasanya lebih gimana gitu..
  • Ngga ada sakit ati-nya. Jalan dengan kawan adalah nge- test persahabatan itu sendiri. Terkadang rada berat terutama jika itu kawan dekat.
  • Kalau lagi enjoy maka kamu menikmati sepenuhnya
  • Aku milih ini
Ngga asyiknya jalan sendiri
  • Resiko tanggung sendiri
  • Kadang kamu merasa sendirian, terutama di tempat yang banyak turisnya. Juga di tempat yang ngga ada orang sama sekali.
  • Ngga ada yang bantu ngambilin obat, segelas air atau memberikan simpati.
  • Sharing biaya hotel membuat ngga nyaman terutama di negara2 Barat (ada aturan ketatnya)
  • Susahnya ngambil photo sendirian atau minta tolong penduduk yang mungkin belum pernah memegang kamera
  • Ngga ada temen berbagi juga ngga ada temen makan atau minum
  • Kalau kamu lagi "down", ngga ada yang bangkitin semangat
  • Kamu mungkin enggak milih ini

also on website Indobackpaker


Labels:

Tuesday, April 5, 2005

Dipijit itu Enaaaakkkkk...

Dari bayi aku ini sudah dipijit. Bahkan mami bilang sejak di kandungan hampir tiap bulan manggil tukang pijit ke rumah. Jadi jangan heran kalo akhirnya aku jadi ketagihan pijit. Anywhere....anytime

Di Inggris yang paling terasa karena mana ada tukang pijit ala Indonesia plus kerok segala. Setelah punya kenalan temen dari Solo yang ternyata mengidap penyakit yang sama, so jadi gantian. Tapi banyakan aku yang mijit orang karena yah....nolong aja. Juga ternyata setelah ditelusur nenek-aku dulunya juga mahir memijit.
Kayaknya ini nular ke aku. Jadilah kadang dimintai tolong memijit. Tapi khusus cewek lho. Juga beberapa kali mijit bayi. Ternyata belajar SN dulu ada manfaatnya. Ngatur nafas sama tenaga.

Eee disini yang lagi boomingnya Spa dimana-mana jadi pengen nyoba. Yang bagus katanya memang di Martha Tilaar di Batam. Tapi kesana kan make ferry 45 menit. Walau murah tapi biaya jalan kan juga diitung.
Syukur banget doaku dikabulkan. Mark ngasih gift full body massage di Thai Ayuthaya, deket Roberstson Quay. Sambil bersikeras harus bikin appointment hari ini juga. Maklum ultah aku....

Ternyata yang ngelola orang Indonesia bernama Linda. Diterangin macam2 akhirnya aku minta yang lain dari pijat yang pernah dicoba. Tukang pijatnya juga cowok. Udah akhirnya dua jam badan aku ditekuk tekuk kayak gulipat gitu. Ini gabungan pijat urat sama yoga. Jadi juga lumayan keras tapi juga melenturkan tubuh. Yang kaya gini yang aku suka.

Udah digarap trus facial. Ampun seumur-umur diriku ini belum pernah spa-spa-an kayak gini. Jadi difacial malah tidur. Abis temaram sih....
Overall ok banget. Juga kebetulan karena ini my birtday so aku dapat discount 50% plus dll jadi nambah £74 untuk facial. Gift vouchernya tadi padahal hanya seharga 1hr tapi Linda ngasih 2hr plus 1.15m untuk facial. Apa ngga enakkkk tuh.....

Labels: