Friday, September 5, 2008

Griffith Observatory : Ketika kita meninggalkan bumi



Hampir dua puluh tahun lalu saya terbaring di genteng atap rumah, memandangi ribuan bintang di langit tengah malam. Saya bertanya : bisakah suatu hari menempuhi perjalanan di antara planet, bulan, dan bintang? Siapakah mereka, dan siapakah saya?

Battle star Galactica, Star Wars, Star Trek, Starman, santapan di teve hitam putih tidak menjawab pertanyaan bodoh tadi namun merentang imajinasi makin tinggi. Ditambahi hibahan koleksi buku kumuh Asimov, Douglas Adams, Edgar Rice Burough atau maestro Arthur C Clarke. Mereka ini bukan pengarang fiksi sains, tetapi manusia yang punya visi masa depan. Menciptakan impian menjadi kemungkinan, menginspirasi generasi berikutnya.

Kaki saya mengantar menuju Griffith Observatory. Terletak di perbukitan tak jauh dari Beverly Hills, dengan menara bundar menonjol bersaing dengan papan nama Hollywood. Ah tahukah ia bahwa bulan terlihat sedepa? Dan ketika kita bernyanyi di halaman, menikmati sinarnya. :
Yo pra kanca dolanan in njaba Padang mbulan padange kaya rina Rembulane sing ngawe-awe Ngelikake aja padha turu sore

Griffith terlihat melambaikan tangannya untuk saya. Memberikan tempat untuk menikmati matahari yang tenggelam menjelang September equinox dan menjadi saksi munculnya Jupiter dengan tiga bulannya. Memindai kota City of Angel dari kamera obscura, mencari titik hitam matahari, mengurainya menjadi hydrogen dan helium –unsur utama awal galaksi setelah the Big Bang.

Keingintahuan mengantar saya kesini.

Ketika Leonard Nimoy diabadikan untuk menjelaskan kawan planet bumi, dan atau betapa beruntungnya kita mempunyai air –terlihat biru dari planet garang Mars. Bukankah kita harusnya mensyukuri oksigen dan hydrogen yang menjelma menjadi lautan?



Copernicus menggadai hidupnya demi sebuah prinsip. Bumi bukanlah sumber alam semesta. Galileo Galilei menciptakan teleskop untuk membuktikannya. Dan Edwin Hubble membuka mata kita bahwa galaksi Bima Sakti hanyalah serpihan pasir di pantai.

Di Samuel Oschin Planetarium saya terhenyak. Bintang-bintang diatas kubah persis ketika saya menikmatinya di atap genteng. Kali ini saya diajak 14 milyar tahun cahaya, mencapai awal munculnya bintang, planet, galaksi, komet, bumi dan kehidupan itu sendiri. Betapa indahnya, betapa manusia mencoba mencari esensi dirinya di langit sana.

**

Griffith Observatory
2800 East Observatory Road
Los Angeles, CA 90027

Lokasi di Peta
Masuk eksibisi gratis, US$7 untuk Samuel Oschin Planetarium beli di tempat (konter atau mesin).
Note : sibuk di saat sunset, susah cari parkir.

When we left Earth : adalah program dokumentasi Discovery Channel tentang eksplorasi NASA mewujudkan impian manusia menjelajah ruang angkasa.

Photo selengkapnya disini

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home