Monday, November 2, 2015

Tyneham Ghost Adventures: Memberanikan Diri ke Kota Hantu (Bagian 1)



Ini bukan mencari suster ngesot, gendruwo, big foot atau yetti. Tapi Ghost Adventure yang dimaksud adalah mengunjungi Ghost Town atau kota hantu. Ini juga bukan berarti kotanya berhantu atau banyak arwah gentayangan. Tapi adalah tempat yang ditinggalkan seluruh penghuninya karena kondisi sesuatu. Bangunan masih ada, rumah masih ada tapi suasana benar-benar sepi. Mencekam malahan. Itulah kenapa disebut kota hantu.

Ada dua kota hantu yang pernah saya kunjungi. Yang pertama adalah desa Tyneham (baca: tai nem) di Dorset, Inggris (2006) dan satunya adalah kota Bodie (baca: bodi) di perbatasan Negara bagian California dan Nevada di Amerika Serikat (2010).

Salah satu yang membuat saya ingin mengunjungi kota hantu adalah reputasinya yang menyebut lokasi ini begitu photogenic. Yang tadinya agak malas, jadi bersemangat. Kapan lagi melihat bagaimana kekuatan alam secara perlahan menghancurkan bangunan buatan manusia. Sedikit demi sedikit, hingga mungkin menghilang dari muka bumi.


Tyneham: Dipaksa Menjadi Desa Yang Ditinggalkan


Kalau ke Inggris Selatan di county Dorset, sempatlah mampir di Tyneham. Masih satu areal dengan Corfe Castle dan Durdle Door dengan sedikit jalan kaki ke lokasi. Tersebutlah sebuah desa yang hilang karena tidak ada penduduknya sama sekali.

Desa Tyneham sebenarnya hanya kecil saja. Terletak diantara bukit di Purbeck terdiri dari beberapa pondok, sebuah sekolah, satu gereja, satu peternakan dan satu rumah besar country. Tak jauh dari desa, terbentang teluk Worbarrow dengan view menawan.

Di bulan November 1943, sebagai persiapan Perang Dunia II pemerintah Inggris diwakili kabinet Winston Churchill memerintahkan penduduk di wilayah Tyneham untuk meninggalkan rumah dan desa mereka. [1] Tercatat 225 orang dari 102 rumah terpaksa angkat kaki. Deadline yang diberikan adalah 6 hari sebelum hari Natal. Ganti rugi tanah dan properti dihitung minimum. Bahkan ada yang hanya dihargai sebanyak hasil bumi dari pekarangan.

Dengan terpaksa, penduduk Tyneham meninggalkan tanah dan bangunan mereka dengan janji dari pemerintah bahwa setelah perang semua harta akan dikembalikan. Toh ternyata janji hanyalah janji. Karena letaknya yang strategis, Tyneham menjadi ajang latihan militer bagi tentara. Desa ini kemudian diambil alih pengelolaannya oleh MoD Ministry of Defence atau Menteri Pertahanan Inggris hingga sekarang.

Apakah penduduk merasa dikelabui? Tentu saja. Antara tahun 1960 hingga 1980 muncul gerakan untuk meminta desa ini kembali. Tapi rupanya pemerintah yang menang. Hanya yang tadinya desa ini tertutup sama sekali dari pengunjung akhirnya diperbolehkan. Akses diberikan selama akhir pekan pada bulan tertentu saja. Ini karena desa Tyneham masih digunakan oleh militer untuk latihan perang.

Begitu sampai di gerbang, sudah diberikan peringatan agar menuruti rute yang dianjurkan. Apalagi kalau bukan bahaya peluru nyasar. Wadooh!

Saya tiba di bagian utama desa yakni di kantor pos dan Gereja St. Mary. Terasa sekali kesunyian disini. Walau saya berbarengan dengan beberapa orang tapi bekas-bekas peninggalan manusia disana-sini. Pondok-pondok yang sudah runtuh atapnya. Jendela dan pintu yang dibiarkan melompomg, perapian yang mulai runtuh hingga berserakan di sekitarnya.

Saya mencoba menengok salah satu rumah, disebut The Gardener's House. Disini rumah terbuat dari batu dengan atap kayu. Dinding masih terlihat kokoh, namung rupanya struktur kayu termakan umur. Akibatnya rumah hanya nampak seperti 'kerangka' Di tiap rumah diberikan keterangan siapa yang tinggal disitu sebelumnya berikut riwayat keluarga. Hanya gereja yang masih dipertahankan dan direnovasi untuk dijadikan museum.

Tak jauh dari Gereja St. Mary adalah sekolah untuk anak-anak. Disini selain mengintip kehidupan desa tahun 1940an di Inggris, juga sekaligus melihat bagaimana Sekolah Dasar disana. Buku yang berdebu, buku teks yang dibiarkan terbuka, hingga papan tulis berisi pelajaran hari itu. Agak merinding juga melihat photo-photo koleksi di museum gereja. Bukan saja terlihat jelas para penghuni rumah, juga anak-anak yang sempat menikmati tinggal di desa Tyneham. Layaknya saya merasa mengunjungi kuburan saja. Sepi, sunyi tanpa ada kehidupan manusia.


Akses dan transportasi:
Hanya bisa dengan kendaraan pribadi atau ngeteng setelah Lulworth. Mobil menuju Wareham dengan jalan A352, kemudian arah East Lulworth dengan B3070. Gratis masuk, hanya dianjurkan donasi £2.



Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home