Taipei International Travel Fair 2007 : Shopping Plesiran
Hari Minggu (16/12/07) saya ngga sengaja melewati Exhibition Centre di daerah shopping area Xinyi District di Taipei. Letaknya memang strategis banget, cuma nyebrang jembatan saja dari Taipei 101 -gedung tertinggi dunia sebelum diambil alih Burj Dubai bulan Juli lalu.
Judulnya International Travel Fair, jadi rasanya saya tergerak untuk melihat gimana sih skala sebuah expo. Harga tiketnya NT$200, kalau diitung sama saja dengan sekali makan siang. Begitu masuk saya agak bingung, karena ternyata saya masuk lewat sisi barat bukan pintu utama. Segera saya sambar booklet yang menunjukkan peta tempat. Sekilas saya bisa melihat polanya. Ternyata dibagi dalam Taiwan, Asia Pasifik dan Eropa America Middle East (pokoknya rest of the world-lah). Berikut tambahan pemanis seperti Travel Related kebanyakan maskapai penerbangan dan toko2 outdoor dan juga Hotel dan resort.
Saya agak random, jadi saya pilih Taiwan dulu. Mereka tampil dengan mengesankan sekali. Bahkan konter Departemen Kehutanan Taiwan memberikan daftar hutan2 yang bisa dieksplore berikut peta jelajahnya. Dalam hati saya senyum, kebanyakan hutan di Taiwan adalah hutan sub tropik yang masih muda, sekitar dibawah 200th. Jangan dibayangkan tropical forest dengan naungan canopy yang tinggi di Borneo. Eh ngomong2 kita masih punya hutan ngga ya?
Taiwan juga membanggakan High Speed Rail HSR System yang baru dioperasikan tahun ini. Investasi yang mahal tapi menunjukkan negeri ini punya visions yang jelas tentang low emission transport. High speed disini bisa mencapai 289km/jam. Waks..Yang lain yang dicoba dijual adalah pegunungan nan tinggi (bersalju di puncak loh kalau musim dingin) yang menarik untuk dijajaki, hot spring (sumber air panas) yang membuat jasa spa meraja lela.
Saya bergerak ke beberapa maskapai penerbangan yang nampaknya bergerombol di satu tempat. Ada China Airlines, Eva Air, JAL, Hong Kong Dragon Air. Masing2 menawarkan barang2 gratisan dengan kuis menarik. Saya mencari Garuda Airways karena saya tahu ada penerbangan langsung Taipei-Jakarta. Toh pencarian saya nihil. Saya mulai berpikir jelek, wah jangan2 ngga ada kontingen Indonesia nih.
Saya melewati beberapa travel tour yang gila2an menawarkan paket plesir. Saya takjub, maklum saya ngga pernah ikutan tur-tur begitu. Kalau dilihat atensi penonton sih luar biasa. Buktinya saya sampe gontok2an hanya untuk lewat saja. Nah ada perilaku yang unik menurut
saya. Jadi penonton rebutan dapet leaflet, dikumpulin dari berbagai konter lantas membandingkan di sudut ruangan. Selonjoran seperti mencermati hasil sipenmaru. Dicenthang kalau kemahalan, disimpan kalau bisa ditawar. Saya senyum saja. Saya sejak dulu memilih travel sendiri, ngurus sendiri. Salah satunya karena saya ngga suka diatur-atur. Merdeka sepenuhnya.
Saya kemudian menuju Asia Pasific. Wah saya ketemu Brunei, Thailand, Singapore, Jepang, Philippine dan Malaysia -jiran yang sangat kita cintai ini. Di sampingnya ada dua pramugari cantik Malaysia Airlines yang menunjukkan seat untuk klas bisnis baru. Saya ngajakin ngobrol sebelum 'diganggu' rombongan brass dari Austria yang bersikeras mencoba kursi bisnis sambil niup trombone. Halah.. Di bagian lain saya malahan disuguhi tarian dari rombongan Malaysia. Hebat nian. Padahal Visit Malaysia Year sebentar lagi usai, tapi mereka mengejar hingga detik2 terakhir.
Jepang tampil dengan all out. Hampir semua daerah ditampilkan sendiri. Maklum saja, kalau ke Jepang dari Taiwan dekat. Naik ferry pun bisa. Gairah penonton lokal luar biasa. Saya mulai kesusahan bergerak. Korea Sparkling dan Turkey tampil menawan. Bahkan Turkey membawa chef untuk memasak snack manis. Sapa sih yang nolak gratisan?
Saya segera ke daerah Eropa dan America. Saya memilih negara2 yang tidak populer seperti Slovakia atau Czech Republic. Keingin tahuan saja. Makin nyelempit makin menarik he he he... Saya menemukan Mongolia disini. Aneh saja, tapi mungkin Mongol dimasukkan Eropa. Mereka datang dengan artifak ger (tenda dari kayu) dan furniture-nya. Juga baju-baju yang sangat indah. Serasa di padang savana saja...China tampil dengan kesan grandeur. Pokonya maunya paling besar, paling heboh dan paling agresive. Kalau dipikir hubungan Taiwan-China sedikit hangat gara2 keinginan Taiwan menjadi anggota PBB. Tapi ternyata urusan lain masih baik2 saja.
Judulnya International Travel Fair, jadi rasanya saya tergerak untuk melihat gimana sih skala sebuah expo. Harga tiketnya NT$200, kalau diitung sama saja dengan sekali makan siang. Begitu masuk saya agak bingung, karena ternyata saya masuk lewat sisi barat bukan pintu utama. Segera saya sambar booklet yang menunjukkan peta tempat. Sekilas saya bisa melihat polanya. Ternyata dibagi dalam Taiwan, Asia Pasifik dan Eropa America Middle East (pokoknya rest of the world-lah). Berikut tambahan pemanis seperti Travel Related kebanyakan maskapai penerbangan dan toko2 outdoor dan juga Hotel dan resort.
Saya agak random, jadi saya pilih Taiwan dulu. Mereka tampil dengan mengesankan sekali. Bahkan konter Departemen Kehutanan Taiwan memberikan daftar hutan2 yang bisa dieksplore berikut peta jelajahnya. Dalam hati saya senyum, kebanyakan hutan di Taiwan adalah hutan sub tropik yang masih muda, sekitar dibawah 200th. Jangan dibayangkan tropical forest dengan naungan canopy yang tinggi di Borneo. Eh ngomong2 kita masih punya hutan ngga ya?
Taiwan juga membanggakan High Speed Rail HSR System yang baru dioperasikan tahun ini. Investasi yang mahal tapi menunjukkan negeri ini punya visions yang jelas tentang low emission transport. High speed disini bisa mencapai 289km/jam. Waks..Yang lain yang dicoba dijual adalah pegunungan nan tinggi (bersalju di puncak loh kalau musim dingin) yang menarik untuk dijajaki, hot spring (sumber air panas) yang membuat jasa spa meraja lela.
Saya bergerak ke beberapa maskapai penerbangan yang nampaknya bergerombol di satu tempat. Ada China Airlines, Eva Air, JAL, Hong Kong Dragon Air. Masing2 menawarkan barang2 gratisan dengan kuis menarik. Saya mencari Garuda Airways karena saya tahu ada penerbangan langsung Taipei-Jakarta. Toh pencarian saya nihil. Saya mulai berpikir jelek, wah jangan2 ngga ada kontingen Indonesia nih.
Saya melewati beberapa travel tour yang gila2an menawarkan paket plesir. Saya takjub, maklum saya ngga pernah ikutan tur-tur begitu. Kalau dilihat atensi penonton sih luar biasa. Buktinya saya sampe gontok2an hanya untuk lewat saja. Nah ada perilaku yang unik menurut
saya. Jadi penonton rebutan dapet leaflet, dikumpulin dari berbagai konter lantas membandingkan di sudut ruangan. Selonjoran seperti mencermati hasil sipenmaru. Dicenthang kalau kemahalan, disimpan kalau bisa ditawar. Saya senyum saja. Saya sejak dulu memilih travel sendiri, ngurus sendiri. Salah satunya karena saya ngga suka diatur-atur. Merdeka sepenuhnya.
Saya kemudian menuju Asia Pasific. Wah saya ketemu Brunei, Thailand, Singapore, Jepang, Philippine dan Malaysia -jiran yang sangat kita cintai ini. Di sampingnya ada dua pramugari cantik Malaysia Airlines yang menunjukkan seat untuk klas bisnis baru. Saya ngajakin ngobrol sebelum 'diganggu' rombongan brass dari Austria yang bersikeras mencoba kursi bisnis sambil niup trombone. Halah.. Di bagian lain saya malahan disuguhi tarian dari rombongan Malaysia. Hebat nian. Padahal Visit Malaysia Year sebentar lagi usai, tapi mereka mengejar hingga detik2 terakhir.
Jepang tampil dengan all out. Hampir semua daerah ditampilkan sendiri. Maklum saja, kalau ke Jepang dari Taiwan dekat. Naik ferry pun bisa. Gairah penonton lokal luar biasa. Saya mulai kesusahan bergerak. Korea Sparkling dan Turkey tampil menawan. Bahkan Turkey membawa chef untuk memasak snack manis. Sapa sih yang nolak gratisan?
Saya segera ke daerah Eropa dan America. Saya memilih negara2 yang tidak populer seperti Slovakia atau Czech Republic. Keingin tahuan saja. Makin nyelempit makin menarik he he he... Saya menemukan Mongolia disini. Aneh saja, tapi mungkin Mongol dimasukkan Eropa. Mereka datang dengan artifak ger (tenda dari kayu) dan furniture-nya. Juga baju-baju yang sangat indah. Serasa di padang savana saja...China tampil dengan kesan grandeur. Pokonya maunya paling besar, paling heboh dan paling agresive. Kalau dipikir hubungan Taiwan-China sedikit hangat gara2 keinginan Taiwan menjadi anggota PBB. Tapi ternyata urusan lain masih baik2 saja.
Setengah putus asa saya mencari stand Indonesia. Saya akhirnya menemukannya tepat disamping Incredible India. Dari jauhpun sudah kliatan, Saya liat kliling dulu. Ini memang disponsori Kementrian Pariwisata kita yang tampil dengan .....aha...website barunya itu loh dengan photo gajah sedang belajar menulis. Saya senyum saja, karena ingat slentingan miring tentang biayanya. He...he...he.. daripada kagak ada, gituh mungkin apologi-nya. Disana tersedia tempat duduk untuk konsultasi biaya2 tur kalau ke Indonesia. Bali masih menjadi andalan
sedang Makassar berikutnya. Yang menarik adalah Probolinggo datang dengan wisata Bromo-nya. Wah salut saya.
sedang Makassar berikutnya. Yang menarik adalah Probolinggo datang dengan wisata Bromo-nya. Wah salut saya.
Bagaimanapun Visit Indonesia Year akan dimulai tahun depan. Ikutan Travel Fair ini salah satu langkah mempromosikan juga, sama halnya iklan Pak SBY tentang Indonesia (Bali) sambil nunut Konferensi Climate Change lalu. Cumaaa.....gregetnya masih kurang, dorongannya belum gigi 5 kayaknya. Jadi harus kita support dengan apapun kebisaan kita. Indonesia -the Ultimate in Diversity kira-kira miriplah sama temanya.
Tambahan photo2 disini Taipei Int' Travel Fair2007 : Mbak Eva Pun Tersenyum
Tambahan photo2 disini Taipei Int' Travel Fair2007 : Mbak Eva Pun Tersenyum
Labels: indonesia, taiwan, travelling
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home