Sunday, January 1, 2006

Onroad Indochina 4 : My first Comitted Crime in Thailand


IMGP5617
Originally uploaded by About Asia.



Dari Vang Vieng kami beranjak ke Vientiene. Minivan dipesan lewat resepsionis Villa Nam Song seharga $7 berangkat pukul 1.30pm. Jalanan lumayan bagus, hanya saja kendaraan ini terlalu lambat. Seharusnya kami tiba di Vientiene dalam 2 jam tapi nampaknya 3.5 jam adalah standar.
Vientiene tidak terlalu berkesan buat kami. Entahlah mungkin karena kami mengunjungi tempat2 terbaik di Laos membuat citra ibukota jadi jatuh. Anyway kami tinggal di Haysoke Guesthouse -bersih dan gede tapi agak mahalan dikit $15 for two with AC. Kami menikmati tahun baru disini, sembari jalan2 melihat suasana.

Esoknya kami ke bandara Wattay, tapi disadari bahwa Mark butuh visa ke Vietnam. Dan celakanya tanggal 1 Januari hampir semua kantor dan travel agent tutup. Sedang hari Senin dijadikan bank holiday (extra hari libur). Maka kemungkinan mengurus visa adalah hari Selasa (3/01), paling cepat memakan 24 jam. Sedang kami harus balik Sing Kamis malam. Jadi pupus sudah keinginan menuju Hanoi hari itu.

Kami mempertimbangkan : satu -harus secepatnya hengkang dari Vientiene, dua-memikirkan alternatif destination selanjutnya tanpa terkait keribetan visa, tiga-pilihan transport harus cukup masuk akal. Pikir dipikir Bangkok lebih menjanjikan. Karena walau kami ngg suka ibukota, setidaknya kesempatan foto lebih banyak disana. Kemudian bagaimana dengan transport ? Bis butuh 20 jam, sedang kereta semalaman. Padahal kami sudah telanjur melewati Friendship Bridge -pintu utama Laos dan Thailand. Jadilah kami naik kereta dari Nong Khai berangkat 7.05pm dan sampai di Bangkok 7.35am. Dengan tiket 568BHT kami bisa dapat tempat tidur nyaman. Hanya saja disinilah "kejahatan" saya terjadi.

Mungkin karena makanan, perut saya mules. Waktu subuh tak kuasa menahan hingga terjadilah insiden itu. Akibatnya saya harus melapor cleaning boy. Duh melihat mukanya saya merasa bersalah. Belum lagi ancaman denda yang dilontarkannya. Waa...untuk amannya saya berakting sedang sakit. Sekuriti bolak-balik di compatement kami tapi ternyata menangkap basah orang tanpa tiket yang dua bed sebelah. Duh ...aman..aman...

Labels: ,

5 Comments:

At January 2, 2006 at 12:11 AM , Anonymous agus set said...

wah, seru mbak cerita perjalanannya. mengasyikkan sekali ya?

 
At January 2, 2006 at 1:15 AM , Anonymous Anonymous said...

Eh Jeng, bukannya ke VN itu bisa visa on arrival tho? US$25, asal masuk lewat HCM atau HAN.

 
At January 2, 2006 at 6:18 AM , Anonymous --ambar-- said...

he he sayanya se bebas, tapi kawan jalan saya itu yang butuh visa.
#Mas Agus : iyah seru ampe sakit perut segala...

 
At January 2, 2006 at 3:47 PM , Anonymous Anonymous said...

lho lha iya, justru karena butuh visa, visanya bisa dibeli on arrival kok, ndhak. Saya kan biar Indonesian, sliwar sliwer ke VN, tapi karena business kudu pakai visa, beli aja visa on arrival. Temen saya yang Bangladeshi dan Indian juga beli on arrival juga lho Jeng

Oh yah, emang ke VTN itu gak ada apa apanya sih kalo buat selera anda yg demen trekking. Tapi kalo saya sukanya di sana ya ke Morning Market, belanja gem stones dan jam jam antik Omega, Patek Philippe, Rolex, etc. Asli tapi vintage. Kemudian makan makan disana juga enak dan err....wanitanya cantik :D

Mungkin kalo demen trekking banget, Nepal bisa jadi pilihan, saya suka banget ke sana. Tapi setelah King Gayendra mengisolasi negaranya February kemaren, belum pernah ke sana lagi

 
At January 3, 2006 at 7:04 AM , Anonymous --ambar-- said...

loh Indonesia udah ngga perlu visa koq. Dateng ajah ngg bakal ditanya visa.
Nepal ? saya pengennya Tibet. Mungkin karena terisolasi dan dijajah China jadi penasaran. Cewek Vientiene ? biasa2 aja, cakepan cewek di desa. Lebih friendly...

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home