Middle Earth 4 : Menjejak Edoras, ibukota negeri Rohan
Menempuh 19 hari solid road trip di New Zealand dengan speedometer menunjukkan tempuhan kurang lebih 3000km diakhiri dengan manis. Apalagi kalau bukan mencari sebuah negeri dalam trilogy Lord of The Ring-nya JRR Tolkien.
Dalam buku kedua The Two Tower, Rohan diceritakan adalah sebuah negeri yang terletak diatas gunung yang dikeliling pegunungan nan tinggi. Tolkien menggambarkan sungai yang mengalirinya berwarna keperakan. Edoras adalah ibukota Rohan yang terkenal akan kegagahan kstarianya.
Edoras terdiri dari beberapa bangunan yang berpenghuni dengan Meduseld atau ruang pertemuan raja dengan atap dan pillar yang terbuat dari emas. Tolkien menamakannya The Golden Hall. Secara khusus memang Edoras digambarkan seperti negeri impian.
Ketika pencarian lokasi untuk setting Edoras ini, Peter Jackson memilih sebuah lokasi yang betul2 seperti yang digambarkan Tolkien. Nah dimanakah bagian dari
Pilihannya jatuh pada Mt Sunday, sebuah roche mountane atau bukit kecil yang tercipta karena gerusan glasier di sisinya. Mt Sunday tepatnya berada di
Mt Sunday hanya bias diakses dari
Saya sangat ingin mengunjungi Edoras karena tidak bisa melupakan keindahan scene ketika Eowyn, keponakan Raja Theoden berlari keluar dari Hall dan memandang keindahan pegunungan 360 derajat di kejauhan. Sangat impressive dan membuat saya tak bias melupakannya. Sebuah bendera Rohan tersobek dari tiang, diterpa angin yang kencang dan jatuh dalam genggaman Aragorn yang sedang dalam perjalanan menuju Edoras dengan kawan2nya.
Dibutuhkan waktu 11 bulan untuk membangun setting Edoras dan hanya digunakan syuting untuk 10 hari saja. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari pembangun setting karena lokasi Mt Sunday yang sub-alpine membuat temperature bisa drop hingga minus 18 dan mencapai 40 derajat celcius jika musim panas. Karena letaknya yang terpencil dan tertutup tidak banyak yang mengetahui apa yang terjadi disana. Bahkan penduduk Methven yang tak jauh dari situ terpaksa mencoba mengintip dengan naik gigir gunung Mt Somers di waktu malam hari. Semua gagal walau akhirnya seorang jurnalis menyewa pesawat terbang melintasi
Saya kesana hari Minggu 13 Januari 2008. Rasanya aneh juga mengunjungi Mt Sunday di hari Sunday. Namanya sendiri tercipta karena hari itu penggembala kambing di sekitar lokasi berkumpul di bukit kecil ini. Betul disana saya masih melihat banyak kambing tapi rupanya para penggembala sedang liburan.
Karena sangat terpencil saya memilih ikutan tur dengan 4WD yang di buat sedemikian rupa sehingga muat sekitar delapan orang. Memang kalau dengan kendaraan menuju puncak hanya bisa ditempuh dari belakang (utara) menyeberangi sungai yang lumayan dalam.
Dari Methven hingga ke Mt Sunday sekitar 1 jam, ditambah setengah jam berhenti dan dilanjutkan ke menanjak ke sisi belakang. Hari itu awan lumayan tebal, dan seperti yang saya duga angin menerpa dengan cukup keras. Di puncaknya terdapat tonggak baja yang digunakan untuk pengukuran trigonometri pergerakan tanah dan juga pemetaan. Untunglah langit sedikit tersibak dan saya bisa menikmati view dari puncak. Memang ngga seperti di film karena syuting diambil bulan September 2000 (musim semi) ketika puncak2 gunung masih dibaluti salju tebal. Saat ini tengah musim panas, walau puncak Mt Barosso atau Mt Harper masih menyimpan salju abadinya.
Seperti Eowyn saya melihat dengan takjub. Akhirnya saya bisa menikmati keindahan Edoras dengan syukur.
Labels: new zealand, travelling
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home