Monday, September 21, 2009

Kamera Saku: Siapa Takut?

Hampir semua orang punya kamera saku digital, tapi sedikit yang bisa memaksimalkan fungsi didalamnya. Kebanyakan pejalan dengan kamera saku mengeluh dengan hasil yang kurang memuaskan. In the end, mereka menyalahkan kamera dan berlomba-lomba untuk membeli DSLR.



Pertanyaannya adalah apakah dengan DSLR akan menghasilkan foto yang lebih bagus? Jawabnya bisa iya dan tidak. Iya jika kamu udah mengerti aspek fotografi dan tahu bagaimana mengakali keadaan. Tidak jika kamu ngga ngerti konsep dasar membuat foto yang bagus. Kamera hanyalah alat untuk menyiasati keadaan. Yaitu bagaimana dengan kondisi dan alat terbatas kita bisa mendapatkan hasil yang ngga kalah dengan kamera jagoan.



Berikut adalah tips untuk memaksimalkan fungsi kamera:





1. Kenalan dengan kamera. Luangkan waktu untuk membaca Buku Manual Teknis yang biasanya ada dalam boks. Baca dengan seksama sembari kamera di tangan siap diutak-atik. Ikuti petunjuk disana, mulai dari hal sepele seperti mengganti batere, menggunakan default fungsi ataupun merubah setting (Menu).



2. Coba dulu, tak usah malu. Yang namanya kamera baru pasti banyak hasil yang jelek. Dengan kamera digital, kita tinggal delet ajah. No worry kan?

Pahami setiap fungsi dan dicoba beberapa kali. Trial dan error disekitar rumah, dicoba pada objek yang sederhana. Misalnya bunga di halaman, barang2 pribadi di meja belajar/kantor.



3. Patahkan mitos bahwa untuk menghasilkan foto yang bagus, kudu ke tempat bagus. Dalam kenyataannya tak jauh dari rumahpun bisa menghasilkan karya yang menawan. Misalnya food photo, macro photo (seperti binatang dan bunga).



4. Thinking small then big picture. Dengan kamera digital kita memakai untuk poto2 lansekap yang menampilkan keindahan alam. Tapi pikirkan juga detail didalamnya. Misalnya jalan berdebu, batu alam, bunga, orang yang kita temui ataupun hal kecil yang menarik.



5. Bermain dengan cahaya. Prinsip dasar kamera adalah menangkap cahaya yang masuk dan merekamnya. So memahami perilaku cahaya, intensitas (banyak sed, arah dan kedalaman akan membuat gambar lebih bermakna. Cahaya adalah kunci utama untuk mendapatkan hasil yang cakep, karena disinilah kamera akan dipaksa untuk bekerja mengantisipasi keadaan yang tidak bersahabat.



6. Tahu kapan menggunkan lampu flash. Ini penting terutama jika tidak mau mempergunakannya. Photo outdoors cenderung mengandalkan matahari sebagai sumber cahaya, sedangkan indoor harus bermain dengan flash.



7. Komposisi dan permainannya. Coba dulu memahami apa itu komposisi. Yakni merancang foto dalam format dan bentuk. Ada permainan garis, sudut ambil, perspective ataupun mencoba mengaduk-aduk hukum komposisi (yang sering disebut rules of 3rd) Untuk belajar ini, adalah dengan banyak melihat karya orang lain dan mengenali kenapa menyukai foto itu (Flickr direkomendasi). Cobalah melihat foto dari sudut fotografer, yakni bagaimana sebuah foto ini terjadi. Menebak gimana si fotografer mampu membuat foto yang tidak biasa.



8. Lakukan kritik pada karya sendiri. Ajak kawan yang sudah berpengalaman untuk memberikan masukan. Coba gunakan tema misalnya dilihat dari komposisi dulu kemudian dari tata cahaya lantas ke teknis. Kita kudu terbuka atas kritik orang lain dan juga mengakui kekurangan kita. Bila perlu catat untuk percobaan berikutnya.



9. Stick with the theme. Untuk lebih berkonsentrasi mencoba kamera, gunakan tema tertentu misalnya foto pohon atau daun. Gunakan banyak komposisi dan setting dari kamera untuk melihat perbedaannya.



10. Eksperimen. Eksperimen. Eksperimen. Dengan banyak melihat karya orang, mencobai kamera hingga batas maksimum niscaya kamu bakal tahu sampai mana kemampuan kamera. Ada hal2 yang tidak bisa dilakukan kamera saku yang setiap pemilik harus tahu kelemahannya.





Untuk lebih detail tentang latar belakang pengambilan foto berikut disini.



Kamera : Canon PowerShot A720 IS

Lokasi : hutan di Big Basin Redwods State Park

Cuaca/Waktu : cerah, banyak cahaya diambil sekitar tengah hari.

Tantangan kondisi : Pohon dengan sangat tinggi membuat kanopi di bawahnya menjadi teduh, tapi sinar langsung masih menyelinap.

Teknis yang dipakai : Macro setting No Flash. Program (P) : ISO Auto, WB Auto, -0.3 (Flash), Evaluative focus, Quality Superfine.



Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home